BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Jumat, 22 September 2017

Peristiwa Perang Hunain

Kejadian mulia di bulan syawal tahun ke 8 Hijriyah, ketika para kuffar (orang orang kafir) diluar Makkah mendengar peristiwa Fatah Makkah, maka Malik bin Auf Annadhariy berkumpul bersama kelompok Hawazin, Tsaqif dll untuk berpadu melawan muslimin sebagai pembalasan atas kejadian Fatah Makkah yg terjadi di akhir bulan ramadhan pada tahun yg sama, maka Rasul keluar menuju Medan Hunain pada tanggal 6 Syawal tahun ke 8 Hijriyah bersama 12.000 muslimin.

Ratib Al Haddad

ﺍﻟﺮﺍﺗﺐ ﺍﻟﺤﺪﺍﺩ
ﻟﻠﺤﺒﻴﺐ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻠﻮﻱ ﺍﻟﺤﺪﺍﺩ


ﺇِﻟَﻰ ﺣَﻀْﺮَﺓِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻭَﺷَﻔِﻴﻌِﻨَﺎ ﻭَﻧَﺒِﻴِّﻨَﺎ ﻭَﻣَﻮْﻻﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ - ﺍﻟﻔﺎﺗﺤﺔ
ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ * ﺍَﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ * ﺍَﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴْﻢِ * ﻣﺎَﻟِﻚِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟﺪِّﻳْﻦِ * ﺇِﻳِّﺎﻙَ ﻧَﻌْﺒُﺪُ ﻭَﺇِﻳَّﺎﻙَ ﻧَﺴْﺘَﻌِﻴْﻦُ * ﺍِﻫْﺪِﻧَﺎ ﺍﻟﺼِّﺮَﺍﻁَ ﺍﻟْﻤُﺴْﺘَﻘِﻴْﻢَ * ﺻِﺮَﺍﻁَ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃَﻧْﻌَﻤْﺖَ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ، ﻏَﻴْﺮِ ﺍﻟْﻤَﻐْﻀُﻮْﺏِ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢْ ﻭَﻻَ ﺍﻟﻀَّﺂﻟِّﻴْﻦَ - ﺁﻣِﻴْن

Do'a 'Asyura

Imam Ibnu Hajar Al 'Asqalani mengatakan siapa saja yang membaca doa ini pada hari Asyura' maka Allah tidak akan mematikan hatinya.

ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣِﻞْﺀَ ﺍﻟْﻤِﻴﺰَﺍﻥِ، ﻭَﻣُﻨْﺘَﻬَﻰ ﺍْﻟﻌِﻠْﻢِ ﻭَﻣَﺒْﻠَﻎَ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻭَﺯِﻧَﺔَ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ، ﻭَﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﻣِﻞْﺀَ ﺍﻟْﻤِﻴﺰَﺍﻥ،ِ ﻭَﻣُﻨْﺘَﻬَﻰ ﺍْﻟﻌِﻠْﻢِ ﻭَﻣَﺒْﻠَﻎَ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻭَﺯِﻧَﺔَ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ ﻣِﻞْﺀَ ﺍﻟْﻤِﻴﺰَﺍﻥِ، ﻭَﻣُﻨْﺘَﻬَﻰ ﺍْﻟﻌِﻠْﻢِ ﻭَﻣَﺒْﻠَﻎَ ﺍﻟﺮِّﺿَﺎ ﻭَﺯِﻧَﺔَ ﺍﻟْﻌَﺮْﺵِ، ﻟَﺎﻣَﻠْﺠَﺄَ ﻭَﻟَﺎﻣَﻨْﺠَﻲ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺇِﻻَّ ﺍِﻟَﻴْﻪِ، ﺳُﺒْﺤَﺎﻥَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﺪَﺩَ ﺍﻟﺸَّﻔْﻊِ ﻭَﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ، ﻭَﻋَﺪَﺩَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻛُﻠِّﻬَﺎ، ﻭَﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﻋَﺪَﺩَ ﺍﻟﺸَّﻔْﻊِ ﻭَﺍﻟْﻮِﺗْﺮ،ِ ﻭَﻋَﺪَﺩَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻛُﻠِّﻬَﺎ، ﻭَﺍﻟﻠﻪُ ﺍَﻛْﺒَﺮُ ﻋَﺪَﺩَ ﺍﻟﺸَّﻔْﻊِ ﻭَﺍﻟْﻮِﺗْﺮِ، ﻭَﻋَﺪَﺩَ ﻛَﻠِﻤَﺎﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺘَّﺎﻣَّﺎﺕِ ﻛُﻠِّﻬَﺎ، ﺃَﺳْﺄَﻟُﻚَ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻣَﺔَ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﻳَﺎﺃَﺭْﺣَﻢَ ﺍﻟﺮَّﺍﺣِﻤِﻴْﻦَ، ﻭَﻟَﺎﺣَﻮْﻟَﺎ ﻭَﻟَﺎﻗُﻮَّﺓَ ﺇِﻟَّﺎ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﺍْﻟﻌَﻠِﻲُّ ﺍْﻟﻌَﻈِﻴْﻢُ، ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻲ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﺍَﺟْﻤَﻌِﻴْﻦَ، ﻭَﺍْﻟﺤَﻤْﺪُ ﻟﻠﻪِ ﺭَﺏِّ ﺍْﻟﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦَ
(dibaca x7)

Perang Badar

Ramadhan tahun kedua Hijriyah adalah ramadhan yg berbeda dari segenap ramadhan sepanjang sejarah Bumi dihamparkan oleh Sang Pencipta, Sang Nabi berkata kepada mereka: “Beri aku pendapat wahai khalayak..?”, beliau mengucapkan itu dengan maksud pada kaum Anshar, maksudnya apakah mereka akan ikut bersama dalam Jihad atau tetap tinggal, sebab saat Bai’at Aqabah mereka bersumpah setia membela Rasul sebagaimana mereka mempertahankan keluarga dan anak anak mereka, namun itu jika Rasulullah telah masuk ke Madinah, jika diluar maka mereka berlepas diri.

Khutbah Rasululullah di Hari Terakhir Bulan Sya’ban

Wahai para manusia, telah menyelubungi kalian bulan yang agung, bulan yang dilimpahi Keberkahan yang padanya terdapat suatu malam yang lebih mulia dari seribu bulan, Allah jadikan puasa padanya kewajiban, dan shalat malamnya sunnah, Barangsiapa yang beramal (dibulan itu) dengan amal yang sunnah maka baginya pahala seakan melakukan ibadah yang fardhu, Barangsiapa mengamalkan amal yang fardhu maka seakan menjalankan 70 hal yang fardhu dibulan yang lain, Dia adalah (Ramadhan) Bulan kesabaran, dan balasan sabar adalah sorga, Dialah bulan saling tolong menolong, Ditambahkan (oleh Allah) padanya rizki orang-orang mukmin. Barangsiapa yang menjamu buka orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan pembebasan dari neraka, dan ia mendapat pahala puasa seperti orang itu tanpa dikurangkan...

Ayat Tasybih

Mengenai ayat mutasyabih yg sebenarnya para Imam dan Muhadditsin selalu berusaha menghindari untuk membahasnya, namun justru sangat digandrungi oleh sebagian kelompok muslimin sesat masa kini, mereka selalu mencoba menusuk kepada jantung tauhid yang sedikit saja salah memahami maka akan terjatuh dalam jurang kemusyrikan, seperti membahas bahwa Allah ada dilangit, mempunyai tangan, wajah dll yang hanya membuat kerancuan dalam kesucian Tauhid ilahi pada benak muslimin, akan tetapi karena semaraknya masalah ini diangkat ke permukaan, maka perlu kita perjelas mengenai ayat-ayat dan hadits tersebut.

Tabarruk

Tabarruk: Ngalap Berkah,mengambil keberkahan dari bekas atau tubuh orang shalih

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad, peninggalan-peninggalannya, ahlul baitnya dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali. Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada Nabi atau ulama.

BID’AH

I. Nabi memperbolehkan berbuat bid’ah hasanah

Nabi memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan tidak menentang syari'ah, sebagaimana sabda beliau: “Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat-buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” [Shahih Muslim hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibnu Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibnu Hibban dan banyak lagi]. Hadits ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid’ah dhalalah.

Kamis, 21 September 2017

Mengagungkan Ulama, Apakah Syirik?

Alam semesta dan segala isinya tiada henti bertasbih siang dan malam kehadirat Nya yang Maha Tunggal dalam keluhuran, Tunggal dalam keabadian, Tunggal dalam kesucian, Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Kekuasaan di Hamparan Angkasa Raya dan Penguasa Kekal pada seluruh Alam, Dicipta Nya Jagad Raya dari ketiadaan, dijadikan Nya keturunan Adam termuliakan sebagai Khalifah dimuka bumi, mereka termuliakan dengan ilmu, Adam melebihi malaikat karena ia diberi Ilmu oleh Allah yang tak diketahui oleh para malaikat, maka diperintahkanlah para malaikat bersujud kepada Adam karena ia lebih berilmu dari para malaikat, walaupun malaikat tercipta dari cahaya dan Adam hanyalah dari tanah Lumpur, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Albaqarah 30-34.

Kebangkitan Sunnah

Dimasa mulai redupnya cahaya syari'ah maka para pembela sunnah segera memperbaharuinya, sebagaimana ketika wafatnya Rasulullah dan Mahkota Dakwah pada Khalifah Abubakar Asshiddiq, mulailah terjadi hal-hal yang mesti dimunculkan yang sebelumnya belum pernah dilakukan.

Kesedihan Di Hari Valentin

Pada 14 Februari pemuda pemudi kita berulah, ada apa dengan mereka?, mereka membuat upacara tasyakkuran kah?, bukan, mereka merayakan hari Valentin, hari kasih sayang yang bila kita dalami maknanya hari itu lebih lugas disebut “Hari Perzinahan Sedunia”.

Kehancuran Sunnah

Maha Suci Allah Yang Maha Menguasai setiap sudut Angkasa Raya semesta yang Tunggal adalah milik Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Tunggal menghamparkan Jagad Raya dengan kemegahan dan kesempurnaan, Maha Suci Allah Yang Maha Abadi dalam Kesempurnaan dan Keindahan Nya. 

Benih Pasukan Dajjal di Rumah Kita

Saudara-saudaraku yang dimuliakan Allah, tanda-tanda hari kiamat telah banyak yang muncul dimukan bumi, dan lebih dari 200 hadits shahih mengkhabarkan tentang kemunculan Dajjal yang akan menebarkan kemunkaran di Barat dan timur, dan kemunculan Dajjal adalah sebelum kebangkitan Isa bin Maryam sebagaimana dijelaskan dalam bebrapa hadits dari shahihain, dan Dajjal akan menguasai seluruh dunia kecuali Makkah dan Madinah yang terjaga oleh para malaikat.

Mengagungkan Ulama, Apakah Syirik?

Alam semesta dan segala isinya tiada henti bertasbih siang dan malam kehadirat Nya yang Maha Tunggal dalam keluhuran, Tunggal dalam keabadian, Tunggal dalam kesucian, Tunggal dalam Kesempurnaan, Tunggal dalam Kekuasaan di Hamparan Angkasa Raya dan Penguasa Kekal pada seluruh Alam, Dicipta Nya Jagad Raya dari ketiadaan, dijadikan Nya keturunan Adam termuliakan sebagai Khalifah dimuka bumi, mereka termuliakan dengan ilmu, Adam melebihi malaikat karena ia diberi Ilmu oleh Allah yang tak diketahui oleh para malaikat, maka diperintahkanlah para malaikat bersujud kepada Adam karena ia lebih berilmu dari para malaikat, walaupun malaikat tercipta dari cahaya dan Adam hanyalah dari tanah Lumpur, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Albaqarah 30-34.

Kembalilah

Maha Suci Allah Penguasa Keabadian di bentangan jagad raya semesta, Maha Suci Allah Yang Maha Menghamparkan Angkasa Raya dengan Cahaya yang senantiasa berpijar mencerminkan keindahan Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Mengasuh dan mengayomi pengaturan segenap makhuk Nya dilangit dan bumi, “Maka Bertasbih Pada-Nya Seluruh Apa Yang di Langit dan bumi dan Dia Maha Perkasa dan Maha Menghakimi” [QS. Al Hasyr: 24].

Idolaku Muhammad, Bagian 4

Siang dan malam seluruh Ummat ini ruku' dan sujud, bermilyar wajah menyungkur sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama Nya yang Maha Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan Nya, Sebagaimana sabda beliau: "Kujadikan kesenanganku adalah shalat".

Idolaku Muhammad, Bagian 3

Penjelasan Bolehnya Membawakan Syair Pujian pada Nabi di Masjid dan Kemuliaan Makam Rasulullah

Maha Suci Allah, Yang Membentangkan Kerajaan Alam Semesta dengan Cahaya Kemegahan Nya, maka tegaklah Angkasa Raya Langit dan Bumi sebagai Lambang Kesempurnaan Nya Yang Maha Tunggal dalam Pengaturan, Maha Tunggal dalam Keabadian Maha Tunggal dalam Kesempurnaan.

Kemuliaan Makam Rasulullah

Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah seorang pecinta Rasul, beliau selalu tak ingin berpisah dengan Rasul, maka ketika ia telah dihadapan sakratul maut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata: "dekatkan aku susu".

Selasa, 19 September 2017

Kelembutan Allah Dalam Musibah

Gempa Bumi, Gunung Meletus, Banjir, Wabah Penyakit, Hama, Angin Taufan, Matahari, Bulan, kesemuanya merupakan tentara Rabbul 'Alamin yang bergerak dan bertugas dengan Kehendak Nya dan Perintah Nya. Maka Dia Yang Maha Agung dalam Kekuasaan Nya yang Tunggal dan Abadi telah berfirman kepada Pemimpin para Duta Nya, Sayyidina Muhammad: "Sungguh Ku utus Engkau Sebagai Pembawa Rahmat Bagi Seluruh Alam". [QS. Al Anbiya':107].

Tawassul

Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul, tak pula oleh Ijma' Sahabat radhiyallahu 'anhum, tak pula oleh Tabi'in, dan bahkan para Ulama dan Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yang menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yang mengamalkannya.

Keutamaan Ratib Al-Haddad




Ratib Al Haddad diambil dari nama penyusunnya, yakni Al Habib Abdullah bin Alwi bin Muhammad al Haddad. Dari beberapa doa-doa dan dzikir-dzikir yang beliau susun, Ratib al Haddad inilah yang paling terkenal dan masyhur. Ratib al Haddad disusun berdasarkan inspirasi, pada malam lailatul Qadar 27 Ramadan 1071 H (bertepatan 26 Mei 1661 M).

Idolaku Muhammad, Bagian 2

Dalam artikel ini Insya Allah saya akan terus meluncurkan riwayat-riwayat mengenai Sang Nabi, untuk menambah pengetahuan para pengunjung website ini dan menambah kecintaan kita kepada beliau, Perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi seluruh alam, maka wajah beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan beliau, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan beliau pun penuh dengan kasih sayang Allah.

Idolaku Muhammad, Bagian 1

Dalam artikel ini Insya Allah saya akan terus meluncurkan riwayat-riwayat mengenai Sang Nabi, untuk menambah pengetahuan para pengunjung website ini dan menambah kecintaan kita kepada beliau, Perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi sekalian alam, maka wajah beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan beliau, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan beliau pun penuh dengan kasih sayang Allah.

Kelahiran Sang Nabi

Ada apa pada kelahiran Sang Nabi?

Berkata Abbas bin Abdulmuttalib:

“dan Engkau saat kelahiranmu terbitlah cahaya di permukaan Bumi dan terang benderanglah Angkasa dengan cahayamu, maka kami selalu dalam naungan sinar itu dan dalam cahaya yang terang benderang dan terus mendalami Bimbingan Kebahagiaan”

Diatas diriwayatkan :

– Majmu’izzawa’id, oleh Imam Ibn Hajar Alhaitsami Juz 8 / hal 217
– Almustadrak ‘Ala Shahihain, oleh Imam Hakim Juz 3 / hal : 34 / hadits no.5417
– Mu'jamul Kabir, oleh Imam Thabrani Juz 4 / hal 213 / hadits no.4167
– Siyar A’lamunnubala, oleh Imam Addzahabiy Juz 2 / hal 103
– Shafwatusshafwah oleh Imam Abul Faraj Juz 1 / hal 54
– Al Isti’ab oleh Imam Yusuf Ibn Abdulbar Juz 2 / hal 447
Demikian luapan kegembiraan para sahabat Rasul dalam merayakan dan memuliakan hari kelahiran Sang Nabi, demikian pula kesemua orang-orang mukmin hingga kini, selalu ingin membangkitkan syiar agar bangkit pada sanubari ummat ini semangat untuk mengingat dan mencintai Sang Nabi. Dan siapa pula yang tak gembira dengan kelahiran sang Nabi?, hanya syetan dan pengikutnya yang sangat membenci hari kelahiran pembawa hidayah ini, dan tiada hari yang paling mereka benci sepanjang usia bumi ini selain hari kelahiran sang Nabi, karena dengan lahirnya Nabi terakhir ini, bermula lah seluruh kemuliaan yang menyempurnakan seluruh ajaran ajaran Allah sebelumnya, namun sebaliknya para Mukminin, khususnya ummat beliau, tentulah bagi mereka tak ada kegembiraan melebihi kegembiraan pada hari kelahiran sang Nabi.

Allah berfirman dalam surat Al Hijr ayat 72, “DEMI USIAMU (Wahai Muhammad), SUNGGU MEREKA ITU TEROMBANG AMBING DALAM KESESATAN” , Ayat tersebut sebagaimana Tafsir Imam Qurtubi, Tafsir Imam Thabari, Shahih Bukhari dan Ijma’ segenap Ulama bahwa Allah menunjukkan kemuliaan Sang nabi dan Allah Bersumpah dengan Kehidupan sang nabi, ada apa pada kehidupan sang Nabi? karena pada kehidupan beliaulah Allah menyempurnakan segenap ajaran ajaran Nya yg terdahulu melalui para Nabi sebelum beliau, Dan usia beliau ini tentunya dimulai pada Kelahiran beliau hingga wafatnya, maka fahamlah kita betapa mulianya hari kelahiran beliau, sebagaimana Allah bersumpah dengan usia beliau.


Seputar acara pesta kelahiran Sang Nabi


Mengenai perayaan kelahiran Rasul memang tak pernah diadakan di zaman Rasul, tak pula di zaman para sahabat Nabi radhiyallahu ’anhum, karena memang tak perlu dirayakan, karena tak dirayakanpun mereka telah sangat mencintai Rasul dan beridolakan Rasul, sebagaimana sedemikian banyak syair-syair para sahabat yang diantaranya disebutkan diatas. Ketika semakin jauhnya ummat ini dari kehidupan sang Nabi, maka mereka semakin jauh dari syari'ah, semakin jauh dari ketaatan, semakin jauh dari mengenal sang Nabi apalagi mencintainya, apalagi beridolakan beliau, maka para Ulama mulai berfikir untuk menghidupkan kembali semangat kecintaan pada Nabi, karena seluruh ketaatan kepada Allah adalah Syari'ah dan Sunnah Rasul, bila seseorang telah mencintai Nabinya, maka tentulah mereka akan mengikuti ajarannya.

Maka dibuatlah perayaan untuk membesarkan syi'ar kelahiran Nabi, dan hal ini merupakan Bid’ah hasanah, sebagaimana penjilidan Al Qur’an pun merupakan Bid’ah hasanah, karena tak ada perintah dalam ayat manapun ataupun hadits Rasul agar Al Qur’an di bukukan dalam satu kitab, hal ini merupakan Ijma’ sahabat di masa Khilafah Utsman bin Affan, sebagaimana dikumpulkanlah seluruh Qurra’ dan Huffadh yang ada, termasuk padanya Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dan seluruh Ulama sahabat, lalu ditulislah satu kitab dengan kesaksian mereka semua, dan disahkan sebagai Kitab Al Qur’an sebagaimana diterangan dalam Kitab Al Itqan, oleh Alhafidh Imam Assuyuti.

Inilah Bid’ah terbesar yang pernah ada dalam ummat ini, namun ini adalah Bid’ah hasanah, karena merupakan maslahat bagi ummat. Demikian para sahabat, mereka tak menuding seluruh Bid’ah adalah kemungkaran, sebagaimana pemahaman sempit yang muncul di zaman sekarang.. Lalu muncul pula Bid’ah bid’ah lainnya, seperti Pembukuan Hadits, juga Ilmu Hadits, Ilmu Musthalah Hadits, Ilmu Tafsir, yang kesemua itu adalah Bid’ah Hasanah. Lalu pula pemberian titik pada Al Qur’an, karena di zaman sahabat Alqur’an itu belum ada titiknya, hingga tak dapat dibedakan antara Jiim, ha', atau Kha’. Tak pula bisa dibedakan antara Ta', Tsa', dan Ba’. Barulah kemudian diberi titik, jauh setelah zaman sahabat radhiyallahu ’anhum, inipun Bid’ah, namun siapa pula yang dapat mengenal membaca Al Qur’an dimasa kini bila tidak ada titiknya?, sahabat memahaminya karena mereka hafal atau paling tidak sering mendengarnya dari Rasul. Lalu kemudian dimasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, Al Quran itu diberi harakah, yaitu Fathah, Kasrah, Dhammah, Tasydid, dan lainnya. Tidak lain agar lebih mudah dibacanya, dan inipun Bid’ah.

Demikian pula perayaan Maulid Nabi, yang di ada-adakan dengan tujuan mulia, yaitu memunculkan sosok Muhammad sebagai idola dan Pimpinan Terbesar, dan tak ada tujuan lain selain membangkitkan kecintaan pada beliau, dan ini merupakan Bid’ah hasanah. Sebagaimana landasan kita dan landasan para Ulama dan para sahabat mengenai Bid’ah Hasanah yaitu Hadits riwayat Imam Muslim Sabda Rasul:
“Barangsiapa yang membuat buat didalam islam kebiasaan yang baik, maka baginya pahalanya dan pahala semua yang mengamalkannya tak dikurangkan sedikitpun dari pahala itu, dan Barangsiapa yang membuat-buat didalam islam kebiasaan yang buruk, maka baginya dosanya dan dosa semua yang mengamalkannya tanpa dikurangkan sedikitpun dari dosa-dosa itu”. [Shahih Muslim Juz.2 / hal.705 / hadits no.1017 dan juga pada Juz.4 / hal.2059 / hadits no.1017].

Maka gemuruhlah barat dan Timur dengan perayaan kelahiran Rasul, Alhamdulillah.. walaupun tak dapat dipungkiri bahwa ada oknum yang membuat perayaan ini sebagai kedok dengan maksud lain, entah politik kah atau lainnya, sebagaimana pernah terjadi pada Dinasti Fathimiyyun, namun itu semua merupakan hal yang lumrah terjadi dalam segala hal, dan tidak bisa dijadikan landasan dalil untuk mengharamkan perayaan maulid Nabi, karena hal itu terjadi pula pada pembangunan masjid, sedekah, Kurban dan lainnya, mestilah ada penyelewengan, maka apakah dengan sebab penyelewengan itu lalu kita melarang pembangunan masjid, sedekah, atau kurban dan lainnya?, hanya karena oknum?.

Oleh sebab itu jelaslah bagi kita, dan wajib bagi setiap muslim untuk bergembira atas kelahiran Nabinya, dan sangat mulia bila kita mengadakan tasyakkuran atas kelahiran beliau, dengan tujuan utama adalah membangkitkan sanubari ummat untuk kembali pada sunnah Nabi, beridolakan Nabi, mencintai Nabi, atau paling tidak kita jadikan perayaan Maulid ini ajang silaturahmi dan amar ma’ruf nahi munkar dalam Dakwah ilallah.

Mengenai penentuannya setiap tahun sekali, maka itu tak ada larangannya, boleh-boleh saja setahun sekali, atau sebulan sekali, atau seminggu sekali, atau setiap hari, bukan lain dengan maksud sebagai Medan Dakwah untuk menyampaikan risalah beliau shallallahu 'alayhi wasallam.


Wallahu a’lam...


[Oleh: Guru Mulia Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada 10 April 2006]

Senin, 18 September 2017

Ketika Belahan Hati Wafat

Limpahan Puji Bagi Sang Matahari Kelembutan yang selalu bersinar cerah tak mengenal redup dan terbenam, Limpahan Shalawat dan Salam atas Nabi dan Imam Tunggal kami Sayyidina Muhammad yang memimpin seluruh manusia di hari kiamat kelak, Maha Suci Allah, Maha Raja Yang Menegakkan Kerajaan Alam dengan segala keindahan dan kemegahan,

Maha Suci Allah Yang Maha Menghamparkan Bumi dengan segala isi dan keajaibannya, ditebarkannya seluruh benda, bebatuan, hewan, tumbuhan, yg setiap satu dari makhluk makhluk itu kesemuanya dirangkai Nya dari trilyunan sel dan molekul yg masing masing sel itu bekerja bagai para pekerja yg tak mengenal lelah dalam tugasnya, milyaran sel yg menjadi rangkaian mata, milyaran sel yg menjadi rangkaian telinga, milyaran sel yg merekam penglihatan, pendengaran, pertumbuhan rambut, pertumbuhan tubuh dan tugas tugas lainnya.

Maha Suci Allah, Yang Menciptakan Adam dari segenggam tanah lumpur.. maka ditumbuhkan Nya tubuh Adam dengan segala kesempurnaan sebagai mesin yg paling sempurna di Bumi, Maha Suci Allah Yang Maha Menghembuskan Ruh ke tubuh Adam, dan lalu Dia Menyimpan milyaran sel manusia penduduk bumi didalam Sulbi Adam.. Lalu seluruh sel itu masing masing menanti Pengaturan Sang Maha Raja untuk berpindah pindah dari sulbi ke sulbi.. setiap dari mereka hidup dan menunggu saat dan ketentuan Sang Pemilik Kehidupan, Maha Suci Allah, Yang Maha Hidup dan Maha Tunggal Menciptakan Kehidupan dan meminjamkannya pada ciptaan ciptaan Nya di Alam.

Tiada satupun dari yg hidup dimuka bumi ini hidup dengan keinginannya, mereka hidup tanpa didahului keinginan mereka untuk hidup.., mereka hidup karena telah didahului keinginan Yang Maha Memiliki Kehidupan.., Lalu trilyunan sel hidup itu berpisah…, sebagian wafat sebelum mencapai kehidupan alam rahim, karena onani, mimpi junub atau sebab lainnya, lalu sebagian lainnya pun menanti di Pintu Gerbang Alam Rahim untuk menunggu keputusan, ternyata hanya satu sel saja yg diizinkan untuk menghuni Alam Rahim, maka milyaran Sel hidup itu tunduk patuh pada Kehendak Sang Penciptanya, untuk wafat dalam Samudera Ketentuan Nya, kejadian seperti ini terjadi setiap kejap di permukaan Bumi.., maka hiduplah sang Sel Tunggal di Alam Rahim dalam Bimbingan Kesempurnaan Nya, maka sel itu ditumbuhkan Nya menjadi segumpal darah, dan lalu ditumbuhkan Nya menjadi segumpal daging, lalu ditumbuhkan Nya menjadi anggota tubuh yg sempurna..

Bayi itu hidup dalam Bimbingan Tunggal Kasih Sayang Nya yang Maha Sempurna sebelum ia disentuh dan dikenal oleh Ibunya, Dialah Maha Tunggal Mengasuh Kita sebelum kita dikenal oleh ayah dan bunda, dia pula Yang Maha Mengasuh kita sejak sel kita masih menempati tubuh Adam.

Setelah proses penciptaan Nya sempurna, maka ia titipkan sebagian Kasih Sayang Nya pada ayah dan ibu, dipenuhi Nya sanubari keduanya dengan kasih sayang.. Maka Luluslah sang Bayi untuk hidup bertugas ke Alam Dunia, dengan berjuta bayi lainnya yg tak dikehendaki Nya untuk menginjak kehidupan Bumi Milik Nya, cukuplah mereka hanya sampai alam rahim dan lalu kembali pada Cahaya Ketentuan Nya. Lalu Rangkaian milyaran sel ini hidup saling mengisi antara ayah ibu dan anak.., ayah harus bertanggungjawab dengan amanat yg dititipkan Nya, demikian pula Ibu, dan sang anak harus pula bertanggungjawab atas kasih sayang ayah bundanya, Mereka diberi Nya izin tinggal di Bumi Nya, makan dan minum dari seluruh ciptaan Nya, bersenang senang menikmati keindahan Ciptaan Nya dan mengambil manfaat dari apa saja yg kesemua itu adalah Milik Nya, dicipta Nya Matahari sebagai penerang dan dijadikan Nya Bumi berputar agar siang dan malam membuat manusia tak bosan dan jemu melewati kehidupan dan agar mereka mengerti hitungan tahun dan masa.

Ditumbuhkan Nya tetumbuhan dari permukaan Bumi dengan berjuta jenis.., ada yg menjadi Buah buahan beragam rasa, sayuran, pohon yg rindang dan bunga bunga yg Indah, hewan hewan ternak, serangga, burung burung, sebagai makanan, bahan rumah, penghibur, dan bermacam macam manfaat bagi para keturunan Adam yg menghuni Bumi Nya, dan tak satupun dari segalanya itu hidup dan Lahir dimuka bumi dari keinginan mereka sendiri, sebagian dari mereka diberi Nya izin tinggal sesaat, lalu berpindah ke alam barzakh, adapula yg diizinkan Nya tinggal di Bumi Nya sehari, sebulan setahun, bahkan seratus tahun.. masing masing tinggal di bumi dan saling mendahului satu sama lain untuk mencapai Barzakh, yg ditinggal akan kehilangan dan sedih pada yg meninggalkan, demikianlah Bumi Mencatat memori historinya setiap detik sejak turunnya Adam hingga hari akhir kelak, perpisahan telah terjadi sejak semua trilyunan sel itu berkumpul di sulbi Adam as, ada kelompok yg terdahulu, meninggalkan sel sel saudaranya untuk menghuni alam rahim Siti Hawa, lalu milyaran sel dari kelompok pertama itu menanti di gerbang Alam Rahim Hawa, ternyata hanya dua dari mereka yg ditentukan menghuninya, dan sisanya wafat dalam Kewibawaan Takdir Nya, menjadi pendahulu ke alam barzakh… lalu berangkatlah kelompok kedua, milyaran sel itupun meninggalkan sulbi Adam menuju Rahim Siti Hawa, maka hanya dua sel saja yg diizinkan menghuninya, maka perpisahan pun terjadi, demikian dan demikian setiap kejap perpisahan terjadi di alam sulbi, di alam rahim, di alam dunia, di alam Barzakh dan di hari kiamat.. masing masing saling mendahului satu sama lain.

Tiadalah kehidupan terkecuali pasti menemui kematian, tiadalah perkumpulan terkecuali menemui perpisahan, dan kesemua yg ada diatas tanah, akan kembali ke tanah.., sebesar apapun dan semewah apapun gedung dan perumahan.., tetap akan mengalami kehancuran, tidak beda antara kaya dan miskin, pejabat dan budak, tua dan muda, lelaki dan wanita, terhormat mulia atau penjahat keji, kesemuanya sama akan kembali kedalam bumi sebagai bangkai yg menjadi santapan hewan didasar bumi, ini semua merupakan Lambang Bahwa Dia Lah Yang Maha tunggal menguasai Keabadian dan kehidupan..,

Ah.. wahai saudaraku, tenanglah.. anda akan menyusul putra putra anda dalam waktu cepat atau lambat, namun pasti.. Putra anda tak akan kemana mana, hanya berpindah kamar yg hanya dipisahkan satu pintu yg pasti akan terbuka pd waktunya nanti. Bersyukurlah atas nikmat itu, dia sedang bermain puas dalam kelembutan Yang Maha Tunggal, mereka tak sedih berpisah dengan kedua orang tuanya, percayalah.. mereka dalam kesenangan.., kebahagiaan..,

Dalam suatu hari Rasul kedatangan sepasang suami istri yg mengadukan kematian putri mereka, kalau putrinya bisa hidup lagi maka mereka akan masuk islam, maka Rasul minta ditunjukkan dimana putri kecil itu dimakamkan, lalu Rasul memanggilnya, “Wahai Fulanah binti Fulan, bangkitlah dengan izin Allah..”, maka bangkitlah sang bocah dari kuburnya, lalu Rasul bertanya : “Maukah kau kembali kepada kedua orang tuamu atau kembali ke alam kubur?”, maka si bocah menjawab : “aku ingin kembali ke alam kubur..!”, Rasul menjawab : “ini kedua ayah dan ibumu yg memintaku menghidupkanmu, mereka tak tahan berpisah denganmu, mereka akan mencurahkan kasih sayangnya padamu..”, maka bocah itu menjawab : “aku telah menemukan kasih sayang yg sangat lembut dan lebih indah dari kasih sayang ayah ibuku, membuatku lupa pada kasih sayang kedua orang tuaku, aku ingin kembali kepada Tuhanku Yang Maha Lembut”. maka anak itupun diizinkan kembali wafat oleh Rasul, kembali kepada Allah…, Samudera Kasih Sayang Yang Maha Tunggal Menciptakan Kasih sayang dan kerinduan, lalu menebarkannya di sanubari trilyunan keturunan Adam.

Rasul menjelaskan, bahwa ketika hari kiamat, saat setiap huruf yg kita ucapkan dipertanggungjawabkan, saat setiap manusia harus bertanggung jawab atas setiap nafasnya dan setiap debu yg diinjaknya, maka mereka harus menemui seleksi terakhir… seleksi pertama adalah seleksi memasuki alam rahim, seleksi kedua adalah memasuki alam dunia, seleksi ketiga adalah memasuki alam barzakh, dan seleksi terakhir adalah Pengadilan Agung untuk memisahkan mereka ke surga atau neraka.

Allah berfirman : “HARI DIMANA PARA PENDOSA ITU BERHASRAT KALAU BISA SELAMAT DARI AZAB DENGAN MENUKAR AZAB ITU DENGAN ANAK ANAKNYA, DAN DENGAN SUAMI ATAU ISTRINYA, DAN DENGAN KELOMPOKNYA YG (padahal dahulu dimasa hidupnya) SELALU MENOLONGNYA, ATAU MENUKAR DENGAN SELURUH PENDUDUK BUMI HINGGA BISA BEBAS DAN SELAMAT, SUNGGUH TIDAK..!, (tak akan bisa mereka menukarnya) SUNGGUH AZAB NERAKA ITU KELAK BERGEJOLAK DAN BERGEMURUH, (api dahsyat) YANG MENCERAI BERAIKAN TULANG RUSUK DAN SENDI, MEMANGGIL NAMA NAMA MEREKA YG BERPALING (dari perintah Allah) DAN MENOLAK…….”. (QS Al Ma’arij 12-17). dan saat seperti itulah ada sekelompok anak anak yg bermain main di Gerbang Sorga, mereka tak mau masuk kedalam sorga sebelum kedua ayah dan ibu mereka dibebaskan Allah, dan Allah memerintahkan anak anak itu memanggil nama nama ayah bunda mereka untuk segera memasuki sorga Nya, Istana Keabadian, Istana Kemewahan Yang Abadi..

Wahai Saudaraku, Putra kesayanganku pun wafat dalam usia dua tahun, ia tenggelam dan ditemukan telah mengambang di kolam tanpa nyawa, sedangkan aku sedang dalam tugas dakwah diluar kota, kuingat terakhir kali tangan mungilnya melambai gembira setelah ice cream kuberikan padanya agar ia izinkan aku pergi, kutinggalkan ia dengan kerinduan, aku mengemban tugas dakwah sang Nabi, saat aku kembali, aku menemukannya terbujur kaku tanpa nyawa, beberapa hari kemudian aku bermimpi melihatnya sedang bermain di taman yg indah bersama ayahku yg telah wafat, aku hanya berlinang airmata.. mengingat saat namaku mungkin dipanggil oleh Api Neraka untuk menebus dosa.. saat itu putra kesayanganku memanggil manggil namaku dan aku selamat, meninggalkan Kejaran Neraka,memeluk Putra kesayanganku dan menggendongnya menuju Sorga Keabadian.. bila kuingat ini maka aku bersyukur atas kematian anakku..

Demi Allah Yang telah mewafatkan anak anda, dia akan berlarian memanggil manggil ayah dan ibunya.. anda akan memeluk mereka dan mereka akan berteriak gembira, menyambut ayah dan ibunya.. dan menggenggam tangan ayah dan ibunya pada Istana Keabadian.. kejadian ini sangat indah walau hanya dikhayalkan.. Namun kejadian ini akan datang dan pasti karena Merupakan Janji dari Yang Maha Memberi dan Mencabut Kehidupan..

Maha Suci Allah.. Sujud syukurku atas Mu…

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Al Habib Mundzir Al Musawa, Pada Februari 25, 2006]

Munajat Dalam Kegelapan

Ketika sanubariku keruh dan terbenam dalam gelapnya kesulitan dan kesempitan, sanubariku meraung menahan sakitnya benturan benturan permasalahan yg bagaikan hujan lebat terus mendera tubuhku, aku berusaha menghindar dan menyelamatkan diri, namun hantaman hantaman kesulitan tindih menindih membuatku roboh tak berdaya, panca inderaku gelap tak memiliki rasa, mataku terbuka dan seluruh pemandangan berubah menjadi selubung pekat yg mengerikan, telingaku mendengar suara suara namun mendadak bagaikan dihambat dengan ketulian yg kelam, alam pemikiranku lumpuh, kedua telapak tangan dan jari jariku bergetar, hatiku bagai hangus terbakar oleh gemuruh lahar kerisauan..

Meredam Kemurkaan Ilahi

Seorang pria muda (sebutlah ia bernama amir) mendengar hadits-hadits dan ayat tentang mulianya bersedekah di jalan Allah, betapa mulianya ber infaq dengan shadaqatussir (sedekah secara sembunyi-sembunyi), sebagaimana hadits Rasul saw, "Sedekah dengan sembunyi sembunyi memadamkan kemurkaan Allah". (HR Thabrani dg sanad Hasan).

Raja Dan Rakyat

BAGIAN 1 

Segala Puji atas Allah Sang Maha Raja Yang Tunggal dengan Kesempurnaan, Tunggal dengan Kedigjayaan, Tunggal dengan Kemegahan, Tunggal dengan Keindahan, Tunggal menguasai setiap kejap perputaran kejadian dalam Kerajaan Nya, Alangkah Luas Kerajaan Nya, setiap Atom dan molekul menyimpan Isyarat Keagungan Nya, Tiada sejengkal tanah dipermukaan Bumi terkecuali milik Nya, dan Dia Penguasa Tunggal Yang Maha Berkuasa atas setiap tanah dibentangan Barat dan Timur, Maka muncullah penguasa-penguasa dunia di setiap tempat yg berganti-ganti setiap zaman, dengan mengaku sebagai Pemilik tanah di Bumi, membuat aturan dan undang-undang, lalu si penguasa gadungan mengaku bahwa setiap jengkal tanah adalah miliknya, semua bangunan harus dengan izinnya, harus membayar sewa/pajak padanya, harus membeli darinya, lalu menggantungkan seribu aturan yg harus ditaati di leher penduduk Bumi, bila melanggar maka ia akan dihukum dan diadili dengan hukuman yg ia buat sendiri, ia berkuasa meruntuhkan atau memusnahkan, atau mengubah semaunya, dengan alasan reboisasi, dibangun tanpa izin, maslahat umum, merusak ketenangan masyarakat dan seribu alasan lainnya, dan semua manusia taat dan memaklumi aturan si penguasa?

Merindukan Allah

Ketika malam telah larut, alam fikiranku melayang mengembara kearah kegelapan malam, fikiranku menerawang kesebuah kuburan yang kaku, gundukan tanah merah yang dingin, perut bumi yang menjadi kediamanku kelak, didalamnya tak lain cacing dan serangga pemakan bangkai, tubuhku yang tak mampu menepis binatang yang menggerogotiku dan menjadikan tubuhku sarang dan tempat bertelur, alangkah tak berdayanya tubuh ini, sahabatku meninggalkanku, anak istriku meninggalkanku, orangtuaku meninggalkanku, semua orang yang kukenal melupakanku, mereka tak mau ikut mati bersamaku, mereka tak mau tahu lagi apa yang menimpaku dikuburku, mereka tak mau walau hanya menepiskan cacing yang menggerogoti tubuhku, mereka tak perduli lagi tubuhku membusuk sedikit demi sedikit, hingga tubuhku hancur dan berbau, hingga tubuhku menjadi tulang, lalu habis musnah menjadi tanah?, kemana aku akan pergi, ruhku akan melayang memenuhi panggilan Penciptaku.

Samudra Ilahiyah

Wahai hambaku, Ku bangkitkan ruhmu di alam arwah, maka ruhmu mengembara dialam arwah selama waktu yang Kuinginkan, lalu Kukumpulkan semua makhluk Ku di hadapan Ku, Kutanyakan kepada langit, bumi dan gunung gunung, maukah mereka mengemban kepemimpinan di muka bumi, mereka bungkam, tak satupun makhluk Ku sanggup mengemban kepemimpinan di bumi Ku, lalu kalian menyanggupi tugas itu, maka kuangkatlah kalian sebagai khalifah di muka bumi, kubiarkan ruh mu bertebaran dialam Ku, lalu kupilih kalian satu persatu untuk bertugas, Ku pilih ruh kalian satu sama lain untuk bergantian memimpin di bumi Ku, yang terdahulu merupakan ayah bagi yang datang kemudian. Kutebarkan bibit-bibit seluruh manusia di sulbi Adam, tidaklah ada manusia yang menginjak bumi, terkecuali telah kusiapkan bibit tubuhnya di sulbi adam.

Minggu, 17 September 2017

Mencintai Sang Nabi

Hamdan Lirabbin Khasshana Bi Muhammadin… Wa Anqadzana min Dhulmatil Jahli wad Dayajiri… Alhamdulillahilladzi Hadana, Bi ‘Abdihil Mukhtari man Da’ana, Ilaihi bil Idzni, wa Qad Nadana, Labbaika Ya man Dallana wa hadana, Labbaik Ya Rasulullah...

(beliau selalu memulai ceramahnya dengan kalimat ini, dimanapun dan kapanpun, yang artinya "Segala Puji untuk Yang Maha Memelihara, Yang telah memilih kita untuk bersama Muhammad, dan menyelamatkan kita dari gelapnya Kebodohan dan Kehinaan Dosa, Segala Puji bagi Allah Yang telah memberi kita Hidayah, lewat Hamba Nya yg Terpilih (Nabi Muhammad) yang (beliau itu telah menyeru kami Kepada Allah dengan Izin Nya, dan Sungguh seruan beliau telah sampai pada kami, Kami datang pada panggilanmu wahai (nabi) yang telah membimbing kami dan menyatukan kami, Kami datangi panggilanmu wahai Rasulullah..", kalimat kalimat ini diambil dari untaian pembuka Maulid Dhiya’ullami, karya Gurunya Al Habib Umar bin Hafidh)