BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Kamis, 21 September 2017

Idolaku Muhammad, Bagian 4

Siang dan malam seluruh Ummat ini ruku' dan sujud, bermilyar wajah menyungkur sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama Nya yang Maha Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan Nya, Sebagaimana sabda beliau: "Kujadikan kesenanganku adalah shalat".

Shalat merupakan Ibadah yang paling dicintai oleh beliau, dan "Shalat adalah Cahaya", demikian sabda beliau pula mengenalkan Indahnya shalat, suatu ibadah yang diawali dengan Takbiratul Ihram yang membuka gerbang penghadapan dengan Rabbul 'alamin, lalu lantunan kalimat-kalimat surat Alfatihah yang bila dibaca dengan khusyu' maka setiap kalimat itu dijawab oleh Raja Alam Semesta, lalu lantunan kalimatullah itu menerangi seluruh alam sanubarinya, meruntuhkan dosa-dosanya, lalu ia ruku', bertasbih kepada Nya, bertakbir, bertahmid, lalu bersujud dibawah Naungan Kelembutan dan Kasih Sayang Nya, alangkah indahnya ibadah yang satu ini, suatu ibadah yang terangkai dari hampir seluruh bentuk Ibadah, Wudhu, Niat Mulia, Doa, Alqur'an, Takbir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Istighfar, Ruku', Sujud, khusyu, Tuma'ninah.., itulah shalat.., Ibadah yang paling sempurna.

Demikianlah ummat ini melakukannya siang dan malam untuk sumpah baktinya kepada Allah Pencipta Alam Semesta, Namun dalam Ibadah yang Multi Sempurna ini, tak luput..., tak luput..., tak luput?..., tak seorangpun melakukan shalat terkecuali diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad...,
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad...,
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad...,
diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad...,
dan diwajibkan Nya bershalawat pada Muhammad, "Salam Sejahtera atasmu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan keberkahan Nya", kalimat ini merupakan kalimat yang diwajibkan Allah yang harus ada dalam Ibadah termulia ini.. Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi?,

Diriwayatkan bahwa Abu Sa'id bin Ma'la sedang shalat dan ia mendengar panggilan Rasul memanggilnya, maka Abu Sa'id meneruskan shalatnya lalu mendatangi Rasul dan berkata: Aku tadi sedang shalat Wahai Rasulullah.., maka Rasul bersabda: "Apa yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku?, bukankah Allah telah berfirman: WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN.(QS. Al Anfal, 24). [Shahih Bukhari, hadits no.4204, 4370, 4426, 4720]. Dan bahwa mendatangi panggilan Rasul ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau adalah Panggilan Allah, perintah beliau adalah perintah Allah, dan ucapan beliau adalah wahyu Allah… Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi?,

Diriwayatkan pula disaat perang Hunain selesai, Rasul memberi pada Sofwan 100 ekor unta, lalu 100 ekor lagi dan 100 ekor lagi, berkata Sofwan: "Sungguh Ia (Rasul) adalah orang yang paling kubenci, namun ia tak henti hentinya memberiku sampai ia menjadi orang yang paling kucintai". [Shahih Muslim hadits, no.2313]. Alangkah penyantunnya Nabi kita ini, bukanlah kecintaan Sofwan karena pmberian harta, namun kebenciannya luntur menghadapi manusia mulia yang memberinya dan saat ia tak berterimakasih justru ia ditambah lagi.. dan lagi..., tidak pernah kita temukan seorang dermawan dimuka Bumi yang setelah ia memberi dan yang diberi tak berterimakasih malah ia menambahnya lagi dan lagi, dan sesekali bukanlah barang yang murah, karena harga seekor Unta hampir menyamai 40 ekor kambing, dan beliau memberikannya 100 ekor onta, (kalau seekor kambing seharga 1 juta, maka 100 ekor unta adalah 1.000.000 X 40 X 100 = 400 juta rupiah) dan Sofwan tak berterimakasih dan tetap membencinya, beliau menambahnya lagi 100 ekor unta, lalu menambah lagi 100 ekor unta, lunturlah Sofwan.. ia lebur.. tak ada lagi yang lebih dicintainya selain Muhammad..

Jadilah beliau ini idola para sahabat, dan dalam riwayat lain, "Salim bin Abdullah melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar pun melakukannya". [Shahih Bukhari, hadits no.469]. Demikianlah keadaan para sahabat Rasul, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi.

Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim ra berkata: "Kulihat Rasul shalat ditempat ini". [Shahih Bukhari, hadits no.480]. Alangkah besar penghormatan para sahabat pada tempat tempat yg disentuh Tubuh Rasulullah, Bahkan gunung Uhud mencintai beliau dan dicintai oleh beliau sebagaimana sabdanya: "Gunung Uhud ini mencintai kita dan kita mencintainya". [Shahih Bukhari, hadits no.3854].

Betapa Indahnya Alam semesta ini semua beridolakan Muhammad, mencintai Muhammad, Memuliakan Muhammad, tak lain karena Allah telah mengumumkannya, sebagaimana Sabda beliau: "Bila Allah mencintai seorang Hamba maka Allah berkata kepada Jibril: WAHAI JIBRIL, AKU MENCINTAI FULAN MAKA CINTAILAH IA, maka berkatalah Jibril menyeru kepada Alam Semesta: "Wahai Penduduk Langit, Sungguh Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia, maka diberikanlah padanya Kasih sayang dimuka Bumi, maka ia dicintai dibelahan Bumi". [Shahih Bukhari, hadits no.3037, 5693, 7047]. Dan kita memahami bahwa Pengumuman itu terus berkumandang mengumumkan orang-orang yang dicintai Allah, dan tentunya pengumuman itu bergema terluhur dan terdahsyat saat mengumumkan Nama Muhammad, Maka Beliau dicintai Gunung, dicintai batang korma, hewan, manusia, jin, malaikat, dan orang-orang mukmin.. 

Beruntunglah Jiwa orang orang yg mencintai Muhammad.
"SUNGGUH ALLAH DAN PARA MALAIKAT MELIMPAHKAN SHALAWAT ATAS NABI, WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERSHALAWATLAH KALIAN KEPADANYA DAN BERSALAM LAH DENGAN SEMULIA MULIA SALAM" [QS. Al Ahzab-56]

Bersambung...

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada 26 Juli 2006]