BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Kamis, 21 September 2017

Kemuliaan Makam Rasulullah

Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah seorang pecinta Rasul, beliau selalu tak ingin berpisah dengan Rasul, maka ketika ia telah dihadapan sakratul maut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata: "dekatkan aku susu".


alangkah mulianya Amirul mukminin ini, beliau masih ingat sunnah Nabinya yg menyukai susu, maka saat susu itu diminumkan, segera susu itu tumpah dari luka diperutnya, maka ia memahami bahwa ia sudah diambang sakratul maut, ia menoleh dan berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar), “Pergilah pada ummul mukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul dan Abubakar”, maka ketika Ummul mukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar: “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul), maka bila aku wafat, usunglah aku kesana, dan ucapkan lagi salam, dan mohonkan izin lagi pada Ummul mukminin, bila beliau mengizinkan maka kuburkan aku, kalau beliau menolak maka bawalah aku ke pekuburan muslimin”. [Shahih Bukhari, hadits no.1328].


Mustahil Umar meminta berkali-kali untuk diizinkan dimakamkan disebelah makam Rasul dan Abubakar, kenapa?, apakah sekedar iseng belaka?, melainkan bukti bahwa Makam Rasul mempunyai kemuliaan, demikian pula Makam Abubakar Shiddiq, sehingga Umar dalam sakratul mautnya masih sempat mengucapkan kalimat bahwa tak ada yang lebih diperdulikannya selain pembaringan disebelah mereka.


Demikianlah Mahabbah (cinta) kepada Rasul, dan setelah Rasul wafat, diriwayatkan bahwa peninggalan-peninggalan pakaian Rasul disimpan oleh para sahabat, sebagaimana cincin beliau dipakai oleh Anas bin malik, lalu pindah ketangan Abubakar, lalu pindah ketangan Umar bin Khattab, lalu pindah ketangan Usman bin Affan, lalu terjatuh ke sumur Aris, dan berkata Anas bin malik: "Aku mencarinya bersama Usman bin Affan selama 3 hari dan kami tak juga menemukannya". [Shahih Bukhari hadits no.5540]. Betapa mereka menjaga barang barang peninggalan Rasul, kalau seandainya cincin itu tak ada nilai mahabbah, maka tak perlulah Usman bin Affan mencarinya hingga 3 hari, ini menunjukkan barang peninggalan Rasul dimuliakan dan dicintai oleh para sahabat besar, radhiyallahu ‘anhum.

Lalu siapa pula yang mengingkari Abubakar Shiddiq?, siapapula yang mengingkari Umar bin Khattab?, Usman bin Affan?, Ali bin Abi Thalib?, mereka kesemuanya seperti yang disebutkan Imam Bukhari dan para muhadditsin besar lainnya, demikian mereka ini dan para penerusnya dari zaman ke zaman, para pecinta Rasul terus ada dan terus mengenang sang nabi, puji-pujian pada Nabi terus digandrungi, dan Rasul bersabda: “Orang yang dahsyat Cintanya padaku di ummat ini, adalah mereka yang hidup setelah aku wafat, namun hati mereka lebih condong untuk melihatku lebih daripada harta dan keluarga mereka”. [Shahih Muslim hadits no.2832]


Wahai para pemuda bangkitlah.. kenalkan dirimu.. katakan pada mereka, dan jangan kau malu dan ragu, katakan pada semua temanmu.. : “Kalian ber idola lah dengan idola kalian, idolaku adalah Muhammad Rasulullah..!”, bangkitlah dengan mencintai sunnah beliau, mengenalkan sunnah beliau kepada teman teman, Maka mereka yang menolak memuji Rasul, dan melarang orang memuji Rasul di masjid-masjid, mereka adalah pengkhianat Nabi, mereka membawa ajaran sesat dari bisikan syaitan, dan bahwa telah terjadi di zaman Rasul seorang lelaki menyeramkan dengan jenggot memanjang dan dahi menjorok kedepan, mata membelalak, dan berkepala sulah, menegur Rasul seraya berkata: “Bertakwalah kepada Allah wahai Rasul..!”, maka murkalah Rasul dan berkata: “Bukankah aku yang paling berhak atas ketakwaan dimuka bumi ini..?”, maka berkata Khalid bin walid: "Izinkan aku menebas lehernya Wahai rasulullah..!", maka berkatalah Rasul: “Jangan.. barangkali dia ini shalat”, maka berkata Khalid: "berapa banyak orang yang shalat dan hatinya tidak shalat?", maka Rasul menjawab: “Aku tidak diutus untuk membelah dada mereka untuk memeriksa iman mereka”, lalu Rasul terus memandangi lelaki buruk akhlak itu seraya bersabda: “akan lahir dari sulbi orang ini suatu kaum yg membaca Kitabullah dengan lembab, tidak melewati tenggorokannya (tidak diamalkan/tidak memahami kemuliaan Alqur’an, hanya sekedar hafal lalu menghina orang lain), mereka menjauh dari agama sebagaimana menjauhnya anak panah dari busurnya, bila aku menjumpai mereka aku akan memerangi mereka sebagaimana memerangi kaum tsamud”. [Shahih Muslim, hadits no.1063,1064].


Muncullah wabah akidah dizaman kita, mereka banyak menghafal Alqur’an namun pula bibir mereka kotor dengan menuduh Musyrik pada orang muslimin. Wahai Allah.. terbitkan matahari Mahabbah dan cinta kami pada Idola kami Muhammad, curahkanlah hidayah pada semua muslimin yang terperangkap oleh perangkap sesat ini, palingkan hati mereka untuk mencintai Nabi Muhammad. Sebagaimana para sahabat mencintai nabi, amiin.. amiin..


Bersambung...


[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada 03 Juli 2006]