BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Jumat, 22 September 2017

Peristiwa Perang Hunain

Kejadian mulia di bulan syawal tahun ke 8 Hijriyah, ketika para kuffar (orang orang kafir) diluar Makkah mendengar peristiwa Fatah Makkah, maka Malik bin Auf Annadhariy berkumpul bersama kelompok Hawazin, Tsaqif dll untuk berpadu melawan muslimin sebagai pembalasan atas kejadian Fatah Makkah yg terjadi di akhir bulan ramadhan pada tahun yg sama, maka Rasul keluar menuju Medan Hunain pada tanggal 6 Syawal tahun ke 8 Hijriyah bersama 12.000 muslimin.

Pasukan Kuffar telah menyiapkan perangkap licik atas muslimin, sebagaimana di masa itu bahwa peperangan selalu diadakan dengan kejujuran dan ksatria, saling berhadapan kedua pasukan dan peperangan dimulai dengan aba aba, namun kali ini kuffar berusaha berbuat kelicikan demi kemenangan mereka, Maka ketika pasukan muslimin sampai di Medan Hunain, mereka tak melihat seorangpun pasukan musyrikin (orang orang musyrik), namun tiba tiba keluarlah ribuan pasukan musyrikin dari balik batu dan celah celah bukit dan tanah, mereka langsung menghujani pasukan muslimin dengan ribuan panah, dan kacau balaulah pasukan muslimin.

Ribuan pasukan muslimin itu berhamburan kesana kemari menghindari ribuan serangan panah itu dan mereka meninggalkan shaf, maka disaat yg demikian genting itu Rasul berteriak dengan kerasnya: “Berkumpullah padaku wahai para muslimin..!, aku Muhammad keturunan Abdul muttalib..!”, seruan ini tidak lain agar menyatukan kembali semangat muslimin yg berhamburan terkena serangan panah.

Namun karena kacau balaunya keadaan maka sebagian besar muslimin tak sempat mendengarkan komando tsb, dan tersisalah sekitar 120 orang saja dari Muhajirin dan Anshar, diantara mereka adalah para sahabat besar dan ahlulbait beliau yaitu Abubakar shiddiq, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, dan Abbas bin Abdul Mutthalib yg terus mengitari Rasul, melihat keadaan itu maka Rasul bukanlah lari bersembunyi menghindari kemungkinan serangan musuh yg akan tertuju kepada beliau, namun beliau justru maju sendiri menyerang musuh seraya berkata: “Aku Nabi yg tak berdusta.., aku keturunan Abdulmuttalib..! [Shahih Bukhari], Maka perbuatan Rasulullah ini mengembalikan semangat mereka yg terpecah belah, hingga sedikit demi sedikit mereka mulai kembali ke shaf dan berpadu kembali, peperangan berakhir dengan kemenangan muslimin..

Sekembalinya dari perang hunain, Rasul membagi bagi ghanimah kepada banyak muslimin, terkecuali Anshar, beliau tak memberi bagian pada Anshar, maka ada beberapa kaum Anshar yg berkata: “Jika dalam kesulitan kamilah yg dipanggil, namun saat pembagian Ghanimah kami tak diberi”, ketika ucapan ini sampai kepada Nabi, maka Rasul mengumpulkan kaum Anshar, seraya berkata: “Aku berikan dunia untuk mereka, dan aku berikan diriku untuk kalian wahai kaum Anshar, cukupkah diriku ini yg kuberikan untuk kalian.., mereka pulang membawa harta sedangkan kalian pulang mendapatkanku.., cukupkah bagi kalian..”, maka kaum Anshar bertakbir, seraya menjawab.., cukup wahai Rasulullah.., sungguh inilah anugerah terbesar bagi kami..!

Demikianlah ciri pemimpin yg penyantun, pemimpin yg mulia, pemimpin yg sangat bijaksana, padahal bisa saja Nabi berkata dg tegas: “kalian adalah orang berada, kalian tidak berhak atas harta ini!”, namun beliau yg lemah lembut, sangat menjaga perasaan, maka beliau berucap dg sedemikian indahnya demi menenangkan kaum Anshar,

Semoga Allah menyatukan shaf dan kelompok muslimin yg terpecah belah, demi semangat Hunain di bulan syawal ini Yaa Rahman.. Yaa Rahim.., padukan semangat muslimin dalam satu Panji, panji Rasulullah dan ketakwaan, hancur leburkan kekuatan musuh musuh kami, pecah belahkan lah kelompok mereka, dan kemudian kikislah kebatilan di permukaan Bumi dan gantikanlah dg kemuliaan dan Hidayah, Datangkan pada kami hujan yg membawa Rahmat dan Jauhkanlah hujan yg membawa musibah,

Wahai Allah datangkanlah segala yg membawa Rahmat bagi kami dan jauhkanlah segala yg membawa musibah, curahkan atas kami pengampunan, undang kami pada agungnya sujud, undang kami pada ledzatnya shalat, kenalkan kami pada indahnya munajat.., amiin..aminn..

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada 04 November 2007]