BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Jumat, 22 September 2017

Tabarruk

Tabarruk: Ngalap Berkah,mengambil keberkahan dari bekas atau tubuh orang shalih

Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan Nabi Muhammad, peninggalan-peninggalannya, ahlul baitnya dan para pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali. Karena hakekat yang belum mereka pahami, mereka berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka yang bertabarruk pada Nabi atau ulama.

Mengenai azimat (Ruqyah) dengan huruf arab merupakan hal yg diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah. Sebagaimana dijelaskan bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd kitab Faidhul Qadir Juz 3 hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu semata mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur’an.

Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yg sejelas jelasnya, bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu, misalnya ia seorang yg shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :

• Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan berebutan air bekas wudhunya Rasulullah [Shahih Bukhari Hadits no. 186]

• Allah menjelaskan bahwa ketika Ya’qub dalam keadaan buta, lalu dilemparkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf maka iapun melihat, sebagaimana Allah menceritakannya dalam firman Nya: “(berkata Yusuf pada kakak kakaknya) PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA” [QS. Yusuf 93), dan pula ayat : “MAKA KETIKA DATANG PADANYA KABAR GEMBIRA ITU, DAN DILEMPARKAN PADA WAJAHNYA (pakaian Yusuf) MAKA IA (Ya’qub) SEMBUH DARI KEBUTAANNYA” [QS. Yusuf 96]. Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya menyebutkan baju yusuf dg ucapannya: "PERGILAH KALIAN DENGAN BAJUKU INI, LALU LEMPARKAN KEWAJAH AYAHKU, MAKA IA AKAN SEMBUH DARI BUTANYA" . untuk apa disebutkan masalah baju yg dilemparkan kewajah ayahnya?, agar kita memahami bahwa Allah memuliakan benda benda yg pernah bersentuhan dengan tubuh hamba hamba Nya yg shalih. kita akan lihat dalil dalil lainnya.

• Setelah Rasul wafat maka Asma' binti Abubakar shiddiq menjadikan baju beliau sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul itu di air, lalu air itu diminumkan pada yg sakit. [Shahih Muslim hadits no.2069].

• Rasul sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau: “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami” [Shahih Bukhari hadits no.5413], ucapan beliau: “demi air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat menyembuhkan penyakit, dg izin Allah tentunya, sebagaimana dokter pun dapat menyembuhkan, namun dg izin Allah pula tentunya, hadits ini menjelaskan bahwa rasul bertabarruk dg air liur mukminin bahkan tanah bumi, menunjukkan bahwa pd hakikatnya seluruh alam ini membawa keberkahan dari Allah.

• seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130).

• Nabi Musa ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa ingin dimakamkan dg mengambil berkah pada tempat suci [Shahih Bukhari hadits no.1274].

• Allah memuji Nabi dan Umar bin Khattab yg menjadikan Maqam Ibrahim (bukan makamnya, tetapi tempat ibrahim berdiri dan berdoa di depan ka’bah yg dinamakan Maqam Ibrahim) sebagai tempat shalat (musholla), sebagaimana firman Nya: “Dan mereka menjadikan tempat berdoanya Ibrahim sebagai tempat shalat” [QS. Al Imran 97], maka jelaslah bahwa Allah memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul pun bertabarruk dengan tempat berdoanya Ibrahim, dan Allah memuji perbuatan itu.

• Diriwayatkan ketika Rasul baru saja mendapat hadiah selendang pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul, maka riuhlah para sahabat lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata: “aku memintanya karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi dan kuinginkan untuk kafanku nanti” [Shahih Bukhari hadits no.5689], demikian cintanya para sahabat pada Nabinya, sampai kain kafan pun mereka ingin yang bekas sentuhan tubuh Nabi Muhammad.

• Sayyidina Umar bin Khattab ketika ia telah dihadapan sakratul maut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar), “Pergilah pada ummul mukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul dan Abubakar ”, maka ketika Ummul mukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar: “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul” [Shahih Bukhari hadits no.1328]. Dihadapan Umar bin Khattab Kuburan Nabi mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi, bahkan ia berkata: “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”

• Demikian pula Abubakar shiddiq, yang saat Rasul wafat maka ia membuka kain penutup wajah Nabi lalu memeluknya dengan derai tangis seraya menciumi tubuh beliau dan berkata: “Demi ayahku, engkau dan ibuku wahai Rasulullah.., Tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”. [Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187].

• Salim bin Abdullah melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika ditanya ia berkata, bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah shalat di tempat ini, dan dikatakan bahwa Ibn Umar pun melakukannya. [Shahih Bukhari hadits no.469]. Demikianlah keadaan para sahabat Rasul, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi.

• Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim berkata: "Kulihat Rasul shalat ditempat ini"[Shahih Bukhari hadits no.480].

• Sebagaimana riwayat Sa’ib: “aku diajak oleh bibiku kepada Rasul, seraya berkata: Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit.., maka Rasul mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau, lalu aku berdiri dibelakang beliau dan kulihat Tanda Kenabian beliau” [Shahih Muslim hadits no.2345].

• Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah bahwa kami memiliki rambut Rasul, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” [Shahih Bukhari hadits no.168]. demikian mulianya sehelai rambut Nabi dimata sahabat, lebih agung dari dunia dan segala isinya.

• Diriwayatkan oleh Abi Jahifah dari ayahnya, "bahwa para sahabat berebutan air bekas wudhu Rasul dan mengusapkannya ke wajah dan kedua tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul lalu mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” [Shahih Bukhari hadits no.369, demikian juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503 dengan riwayat yang banyak].

• Diriwayatkan ketika Anas bin malik dalam detik detik sakratul maut ia yg memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul dan beberapa helai rambut Rasul, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar botol itu disertakan bersamanya dalam kafannya [Shahih Bukhari hadits no.5925].

Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para sahabat ini sudah dikatakan musyrik, tentu Abubakar sudah dikatakan musyrik karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul dan berbicara pada jenazah beliau, Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena di sakratul maut bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi, Tentunya para sahabat sudah dikatakan musyrik dan halal darahnya, karena mengkultuskan Nabi Muhammad dan menganggapnya tuhan sembahan hingga berebutan air bekas wudhunya, mirip dengan kaum nasrani yg berebutan air pastor!

Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat atau kita sejalan dg generasi sempalan? Wahai saudaraku, jangan alergi dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan Lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada tuhan yang sama dengan Allah. Inilah makna syirik.

Sebagimana sabda Nabi: “Kebekahan adalah pada orang orang tua dan ulama kalian” [Shahih Ibn Hibban hadits no.559]

Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman Assuyuti menanggapi hadits yg diriwayatkan dalam shahih muslim, bahwa Rasul membaca mu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak tangannya, lalu mengusapkannya ke sekujur tubuh yg dapat disentuhnya, hal itu adalah tabarruk dg nafas dan air liur yg telah dilewati bacaan Alqur’an, sebagaimana tulisan dzikir dzikir yg ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami’us Shaghir Imam Assuyuthiy Juz 1 hal 84 hadits no.104)

Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dg hanya diucapkan padanya kalimat kalimat tertentu, bila ucapan itu berupa cinta, terima kasih dan ucapan ucapan indah lainnya maka air itu berubah wujudnya menjadi semakin indah, bila diperdengarkan ucapan cacian dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud bentuknya, dan bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti terima kasih, syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya, bila dituliskan padanya ucapan caci maki dan ucapan buruk lainnya maka ia berubah buruk wujudnya, kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan emosi orang yg didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.

Keajaiban alamiah yg baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dg air yg menyentuh tubuh Rasul, mereka bertabarruk dg air doa yg didoakan oleh Rasul, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg rendah pemahamannya dalam syari'ah inilah yg masih terus menentangnya padahal telah dibuktikan secara ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yg jumud dan terbelakang.

Walillahittaufiq...

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada 08 juni 2007]