BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Kamis, 12 Oktober 2017

Mimpi Yang Menyenangkan Datangnya Dari Allah

Limpahan puji kehadirat Allah Jalla Wa 'Ala, Nama Yang Maha Bercahaya, yang mengawali seluruh cahaya keindahan dan alam semesta, Nama yang terang-benderang yang jika telah ada di dalam jiwa maka jadilah sanubarinya penerang dan pewaris Rahmatan lil 'alamin.

Limpahan puji kehadirat Allah, yang menerangi jiwa kita dengan iman, yang mengijinkan bibir kita menyebut Nama-Nya Yang Maha Luhur, yang mengijinkan kita bermunajat dan meminta kehadirat-Nya, Maha Luas dan Maha Melimpah Kedermawanan-Nya siang dan malam, setiap waktu dan kejap tidak ada yang lebih berjasa melebihi Allah kepada kita, kepada segenap hamba-hamba Nya, jasa dan anugerah-Nya yang selalu dilimpahkan berupa pinjaman kehidupan yang tiada akan bisa diberikan hamba sesamanya.

Satu detik pun seorang hamba tidak bisa menambah kehidupan untuk hamba lainnya dan Allah terus memberi, memberi dan memberi dan Ia memberi sebelum kita meminta. Demikianlah indahnya kedermawanan Allah.

Demi matahari dan cahaya dhuha, demi matahari dan cahaya pagi, kenapa Allah berfirman menyebut sumpah dengan matahari dan cahaya pagi? Karena cahaya pagi itu adalah lambang keindahan di siang hari.

Demi bulan purnama ketika terbit disaat matahari tenggelam, menunjukkan keindahan yang tidak pernah sirna di saat siang hari dengan cahaya pagi yang melambangkan keindahan. Di saat malam ada bulan purnama yang menunjukkan ada keindahan yang tidak akan sirna.

Demi siang ketika terang-benderang melambangkan kemegahan Allah Yang Maha Tunggal, yang tiada satu makhluk pun mampu menciptakan cahaya bagaikan matahari di siang hari.

Demi malam ketika gelap gulita dan tiada satu hamba pun yang bisa merubah malam menjadi siang di seluruh sebagian permukaan bumi. Allah Yang Maha Berkuasa menciptakan siang dan malam, Yang Maha Indah di waktu pagi hari, Yang Maha Indah di waktu malam dan keindahan-Nya tiada pernah sirna di alam semesta.

Demi langit dengan pembangunan dan penciptaannya, bagaimana kita memikirkan langit itu di bangun oleh Allah? Muncul dari cahaya kemuliaan “Kun Fayakun” hingga berpijarlah seluruh alam semesta dengan bermilyar-milyar bintang di angkasa raya.

Hadirin-hadirat, jika kita renungkan kalimat ini demi langit dan penciptaannya, seluruh kemegahan dan keagungan, seluruh planet yang ada di angkasa raya itu telah diceritakan oleh Allah dalam satu kalimat wassamaa-i wamaa banaahaa (demi langit dan penciptaannya). Segala keajaiban-Nya, segala keluasan-Nya, segala hal yang menakjubkan dan tidak pernah tercapai apa masing-masing planet yang jauh itu. Allah telah merangkumnya dalam satu kalimat demi langit dan penciptaanya.

Demi permukaan bumi dan hamparannya, ketika bumi itu dihamparkan oleh Allah yang dikatakan para ilmuwan kita dalam setiap satu jengkal tanah terdapat bermilyar kehidupan. Yang setiap kehidupan itu milik Allah, yang setiap kehidupan itu diatur oleh Allah, yang setiap kehidupan itu dilihat, dibimbing dan dipelihara oleh Allah. Menghamparkan daratan, lautan, tumbuhan, hewan, demi permukaan bumi dan penghamparannya. Semakin kita renungkan, semakin kita asyik kepada Rabbul Alamin, tiadalah Allah menyampaikan sumpah-sumpah mulia ini demi memanggil kita untuk semakin dekat.

Demi manusia dan bagaimana penciptaannya, sedang penciptaan manusia adalah hal yang sangat luar biasa. Dari satu sel yang tidak terlihat mata bisa berubah menjadi satu wujud yang besar, bicara, mendengar, melihat, berkuasa, dholim, bersujud, beribadah dan ternyata bukan hanya itu tetapi jasad kita ini yang dicipta oleh Allah, ditumbuhkan oleh Allah dari sebutir sel menjadi tubuh yang sempurna. Allah ciptakan ini untuk perantara menuju keridhoanNya yang kekal, milyaran sel mata itu akan sirna dan setelah itu berubah menjadi tanah lagi. Tetapi milyaran sel mata bisa mengantar kita kepada cahaya-cahaya keridhoan Ilahi. Demikian milyaran sel, Demikian seluruh sel tubuh kita dicipta oleh Allah dengan demikian sempurna.

Bukan hanya untuk direnungi, bukan hanya untuk ditafakkuri saja, ingat itu semua hal yang sempurna, Allah ciptakan makna yang lebih sempurna di dalamnya, yaitu apa? Allah mengantarkan kita kepada keridhoan Allah. Hantarkan kita kepada Allah, inilah alat yang Allah berikan kepada kita sehingga bisa berdzikir hati, berdzikir tubuh, dan bersujud.

Demikian hadirin-hadirat, Allah jadikan semua ini alat. Lalu apa wahai Rabb, kadang manusia ini punya sifat baik dan buruk yang diciptakan? Telah diilhamkan dan disampaikan kepadanya mana yang baik dan mana yang buruk. Kita bertanya firman ini berkata di ilhamkan?, bagaimana maksud kata di ilhamkan, hal yang baik dan yang buruk kita dengar dari Al-Quranul karim dan lewat hadits nabawiy bukan lewat ilham. Tetapi ketika kita beriman, bertaqwa dan mengikuti Sang Nabi, cahaya keagungan Allah terang-benderang di hati kita maka disaat itu kita akan diilhami mana yang baik untuk mundur dari segala yang munkar, untuk malas berbuat hal yang munkar dan untuk selalu ingin berbuat hal yang baik.

Allah akan mengilhami tubuh itu dengan hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk jika ia beriman. Jika ia menerima iman dan tauhid dan menerima apa-apa yang dibawa oleh Sang Nabi, menghiasi hatinya dengan hal-hal yang mulia. Ia akan di ilhami oleh Allah mana yang baik dan mana yang buruk. Orang yang bertaqwa kepada Allah diberikan jalan keluar baginya, dalam segala hal Allah berikan jalan keluar baginya dan Allah limpahkan baginya rezeki yang tidak ia sangka-sangka. Bertaqwalah kalian kepada Allah dan Allah akan mengajari kalian. Mengajari apa? bukan mengajari syariah, syariah harus dipelajari tapi yang diajari oleh Allah adalah bimbingan sanubari kita untuk selalu tidak terjebak di dalam kemunkaran.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Beruntunglah mereka-mereka yang mensucikan tubuhnya, mereka yang mensucikan dirinya dengan tuntunan Ilahiyah yang dibawa oleh Nabiyyuna Muhammad. Dialah Allah Yang Maha Agung dan Maha Luhur, Yang Maha Berkasih-Sayang dan Maha Berkuasa atas setiap sanubari, setiap jiwa, siapapun dia, mukmin, bukan mukmin, fasiq atau siapapun dia, Allah Maha Berkuasa padanya.

Ketika Allah menceritakan kejadian Nabiyullah Musa, ketika kami memberikan ilham kepadamu wahai Musa, disaat itu diperintahkan oleh Allah. Ketika Ibunda Musa melahirkan yaitu Nabi Musa dan disaat itu juga perintah Fir’aun untuk membunuh semua bayi yang lahir, terutama bayi laki-laki dari Bani Israil. Kenapa? Karena tukang-tukang sihir fir’aun telah mengatakan, “akan datang nanti anak pria dari bani israil yang akan menghancurkan kekuasaanmu”. Maka fir’aun memerintahkan kepada semua pasukannya, “bunuh semua bayi bani israil yang lahir, jangan ada satu pun bayi laki-laki yang lahir dalam keadaan hidup, bunuh...!”.

Terus setiap hari, laskar dan pasukan fir’aun masuk kerumah-rumah, mencari wanita yang hamil, jika lahir wanita biarkan!, jika lahir pria bunuh!. Allah mengilhami Ibunda Musa ketika melahirkan bayi laki-laki yaitu Nabi Musa. Ibunda Musa berkata, “harus dibawa kemana bayi ini?”, ini ucapan seorang wanita yang shalihah. Maka Allah memberinya ilham agar memasukkannya ke dalam sebuah keranjang kayu, sedih dan takut, masukkan ia ke dalam kotak kayu dan ayunkan di air, biarkan ia mengalir di air, maka ketika dengan beratnya Ibunda Musa melepas kepergian bayinya, beliau menyusuinya sekali lalu melepaskannya ke dalam kotak kayu dan mengayunkannya ke air, dihanyutkan. Allah akan menyelamatkan, kemana Allah akan menyelamatkan Musa? Allah tidak menyelamatkannya ke hutan rimba yang tidak dapat dijangkau oleh pasukan fir’aun.

Yang mengambilnya adalah musuhku dan musuh bayi itu, kemana Allah ingin menyelamatkan hambanya Musa? Allah ingin memberi pengajaran hingga firman ini disampaikan kepada kita, jika Allah mau tidak perlu jauh-jauh mencari keselamatan, justru kepada yang memberi instruksi yaitu fir’aun sendiri, kembali kepada fir’aun sendiri kotak bayi itu. Justru yang memberi perintah untuk membunuh setiap bayi laki – laki yang lahir, justru balik sendiri kotak bayi itu kepadanya. Allah berkata “yang mengambilnya adalah musuhku dan musuh si bayi”, Allah tidak mengatakan “musuh ibu si bayi” tidak pula mengatakan “musuhnya Musa”, melainkan musuh si bayi. Maksudnya apa? Bayi tidak berdaya, ini musuh si bayi itu, karena engkau sudah perintah semua bayi pria harus dibunuh, ini bayinya yang datang sendiri ke istana fir’aun.

Allah ingin menunjukkan kekuasaan-Nya, yang mengatakan bunuh semua bayi pria, datang bayi pria yang akan menghancurkan kekuasaannya, hidup di istana fir’aun sendiri. Kuterangi engkau wahai Musa dengan kecintaan, cahaya cinta MilikKu dari Allah. Maksudnya apa? Orang yang melihat bayi Nabiyullah Musa itu, ia akan senang padanya. Allah buat semua orang yang melihatnya suka, Allah yang bisa membuat semua sanubari mencintai dan Allah jadikan istrinya fir’aun melihat ada kotak kayu mengayun mengalir ke dalam istana, kemudian dibukanya ternyata seorang bayi yang sangat menyenangkan.

Mudah saja jika Allah ingin menjaga, tidak perlu dijaga oleh harimau atau Jibril. Allah berikan orang yang melihatnya senang, tidakkah ada yang mencelakainya. Maka berkata istrinya fir’aun, disini tersimpan kemuliaan, “ini kesayanganku dan kesayanganmu wahai fir’aun”. Al Imam Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan, ucapan istrinya fir’aun ini membuat istrinya fir’aun diberi hidayah oleh Allah. Kenapa? Mencintai orang yang dicintai Allah, sebagaimana sabda Sang Nabi, “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”.

Istri Fir’aun, istri dari seorang raja yang dholim yang berkata, “akulah tuhan kalian yang maha tinggi”. Tapi karena ia mencintai Nabiyullah Musa, maka Allah memberinya hidayah dan bukan hanya hidayah tapi Allah menjadikan beliau sebagai salah satu dari lima wanita paling mulia dari seluruh wanita. Yaitu Sayyidatuna Fatimah Azzahra, Sayyidatuna Khadijah, Sayyidatuna Aisyah, Sayyidatuna Maryam, Sayyidatuna Asiyah. Dalam riwayat lain termasuk Sayyidatuna Hajar istri Nabi Ibrahim dan riwayat lain masuk Sayyidatuna Hawla.

Demikian hadirin-hadirat, masuk kedalam salah satu wanita yang paling dimuliakan Allah, siapa? istrinya fir’aun, kenapa bisa? Karena mencintai Musa, disayang. Aku yang akan menjaganya!. Fir’aun kaget melihat ada bayi masuk kedalam istananya, bayi pria. Jangan-jangan ini yang membawa kerusakan pada kekuasaanku, tapi ketika ia melihat bayi itu maka Allah jadikan fir’aun menyenangi bayi itu. Fir’aun tidak tega membunuhnya maka fir’aun berkata, “ya sudah ini kesayanganmu wahai istriku tapi bukan kesayanganku”. Ini kata fir’aun menolak mencintai Musa, maka fir’aun tidak mendapatkan hidayah. Kalau seandainya fir’aun turut mencintai dan menaungi Musa saat itu maka ia akan diberi hidayah oleh Allah, tapi kesombongannya mengatakan, “ini kesayanganmu wahai istriku tapi bukan kesayanganku”, tapi ia juga tidak tega membunuh dan dibiarkannya hidup.

Demikian Allah menjaga Musa dan Allah tidak mengecewakan Ibunda Musa. Ibunya sedih, memerintahkan kepada putrinya, “ikuti kotak itu, mengalirnya kemana, mudah-mudahan ke tempat yang aman”. Balik putrinya berkata, “Ibu, kotak kayu itu masuk ke istana fir’aun”. Sudah tempat orang paling jahat yang memerintahkan semua bayi pria dibunuh, kenapa larinya ke tempat itu. Allah ingin menenangkan Ibunya Musa, bagaimana Allah menenangkannya? Allah jadikan Nabi Musa tidak mau menyusu, disusui siapapun tidak mau. Fir’aun sudah memerintahkan untuk membunuh semua bayi, malah repot mencari orang yang bisa menyusui. Fir’aun membuat sayembara, “siapa yang bayi ini bisa menyusu padanya akan diberi hadiah dan diijinkan tinggal di istana”. Fir’aun ini menjadi orang yang paling bodoh, penuh kekuasaannya, ia sendiri yang memerintahkan membunuh semua bayi, ia sendiri yang membesarkannya, ia sendiri yang mencari seorang wanita yang bisa menyusui.

Sayembara diadakan, tidak ada satupun yang berhasil hingga Ibunya Musa sendiri menawarkan diri, baru mau menyusu kepada Ibunya Musa. Allah berkata, “Kukembalikan engkau kepada Ibumu, supaya ia senang”. Nabi Musa kembali kepada Ibunya, tapi fir’aun tidak tau ini Ibunya Musa. Mau menyusu pada Ibunya, Allah tahan bibir Musa untuk tidak mau menyusu pada wanita lain. Demikian Allah berbuat dengan kehendakNya dalam segala keadaan.

Hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Betapa indahnya Allah membolak-balikkan keadaan. Orang yang paling benci berubah menjadi seorang pembela yang membesarkan Musa. Setelah besar menghancurkan kekuasaan fir’aun. Demikian Allah menunjukkan kekuasaanNya, bahwa kekuasaan adalah milikNya bukan milik raja-raja manapun di muka bumi. Hadirin-hadirat demikian indahnya Allah dan tadi dalam kalimat kita dengar, “ketika kami wahyukan kepada Ibumu daripada wahyu-wahyu kami”. Wahyu hanya untuk para Nabi, apakah Ibunya Musa Nabi? Tentunya bukan, inilah maksud kejelasan hadits yang tadi kita baca. Wahyu tidak pernah ada kecuali bagi para Nabi, yang ada adalah ilham tapi dinamakan wahyu karena apa? Karena merupakan perintah Allah lewat mimpi. Dan ini hanya bisa terjadi sebelum kebangkitan Rasulullah. Setelah kebangkitan Sang Nabi tidak ada lagi ilham lewat mimpi,

Setelah kita membaca hadits tadi, hadits yang sangat dimuliakan oleh Allah, kalau kalian bermimpi hal yang kalian sukai maka itu dari Allah, jadi jangan risau dengan mimpi buruk. Jika kalian melihat satu mimpi yang kalian sukai itu datangnya dari Allah, maka pujilah Allah Swt, ucapkan Alhamdulillah dan boleh ceritakan pada orang – orang kalau ceritanya baik. Jika kau melihat bukan berupa hal itu yaitu berupa mimpi buruk, hal yang tidak ia sukai, mimpi yang menakutkan, menyedihkan, merisaukan itu datangnya dari syaitan kata Rasul.

Bagaimana cara menghindari mimpi buruk agar tidak terjadi mudharat? Berlindunglah kepada Allah dengan mengucap "a'udzu billahi minas syaithanir rajimAku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk. Berlindung kepada Allah kalau seandainya kita bermimpi buruk, baiknya jangan ceritakan kepada orang lain. Karena apa? Karena hal itu tidak akan membawa mudharat baginya. Ini hadirin-hadirat salah satu kebesaran salah satu hadits Nabi kita Muhammad, karena mimpi buruk bisa membawa kepada hal yang buruk tapi karena Nabi telah berkata, “maka berta’awudz lah kalian kepada Allah”, jika kalian mengucapkan, “aku berlindung kepada Allah daripada buruknya mimpi ini maka dia tidak akan bisa membawa mudharat”.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari Rasul bersabda, “mimpi dari orang yang shalih itu adalah salah satu dari 46 bagian kenabian”. Al Imam Ibnu Hajar Asqalani di dalam kitabnya Fathul Baari bi Syarah Shahih Bukhari menjelaskan makna hadits ini yang baru kita baca dan yang baru sampaikan bahwa mimpi para Nabi adalah wahyu, mimpi orang-orang shalih sebagian besar adalah benar. Kalau orang shalih, seperti Rasul katakan tadi mimpi orang shalih itu adalah salah satu bagian dari 46 bagian kenabian, bukan berarti ia menjadi Nabi, akan tetapi ini merupakan salah satu dari 46 kemuliaan yang diberikan kepada hamba yang shalih. Satu diantaranya adalah mimpi orang yang shalih.

Imam Ibnu Hajar menyatakan sebagian besar kalau orang shalih yang mimpi adalah benar, mimpi itu punya martabat, mimpi Nabi itu adalah wahyu, mimpi orang shalih sebagian benar. Kalau seandainya mimpi orang-orang biasa bisa benar bisa salah, jangan terlalu dipercaya. Kalau mimpi orang fasiq (ahli maksiat) lebih banyak tidak benarnya, karena jiwa itu bagaikan cermin. Makin gelap hatinya makin gelap pula mimpinya tapi tidak menutup kemungkinan mimpi itu benar walaupun kecil kemungkinannya walaupun dari kafir, walaupun dari yang non muslim bisa juga benar. Karena sebagaimana di dalam Alquranul karim, daripada temannya Nabiyullah Yususf di dalam penjara bermimpi ini dan itu dan mimpi itu benar.

Maka banyak dalil-dalil lainnya dari alquran juga dan juga dari hadits nabawiy, mimpi orang-orang yang non muslim itu bisa saja benar. Akan tetapi yang paling kuat adalah mimpi para Nabi sebagai ilham. Dan yang nomor dua adalah mimpi orang-orang yang shalih akan tetapi telah bersepakat sebelum ulama ahlussunnah wal jamaah bahwa mimpi tidak bisa dijadikan dalil. Oleh sebab itu kalau orang bermimpi hal-hal yang baik berupa perintah atau hal yang berupa isyarat untuk berbuat sesuatu maka lihat apakah bertentangan dengan syariah atau tidak. Jika tidak bertentangan dengan syariah maka itu datangnya dari Allah dan kalau bertentangan dengan syariah hal itu tidak benar dan itu dari syaitan terkecuali mimpinya Sayyidina Muhammad.

Tidak ada keraguan karena sabda Sang Nabi, “barangsiapa yang mimpi berjumpa denganku didalam mimpinya, sungguh ia betul-betul bermimpi berjumpa denganku dan tiadalah syaitan dapat menyerupaiku”.

Demikian hadirin – hadirat yang dimuliakan Allah.

Demikianlah kemuliaan di dalam kehidupan kita bahkan di dalam tidur kita pun Allah masih menyiapkan kemuliaan. Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul bersabda, “setelah aku maka tidak ada lagi yang namanya kenabian terkecuali kabar-kabar gembira”. Maka berkatalah para sahabat, “kabar gembira apa maksudmu ya Rasulullah?”. Mimpi-mimpi baik. Itu adalah kabar-kabar gembira dari Allah yang pernah diberikan kepada para Nabi dan juga mungkin diberikan kepada umat beliau.

Hadirin-hadirat, dari penjelasan Imam Ibnu Hajar kita pahami, semakin bersih jiwa kita maka semakin bersih alam tidur kita. Alam bawah sadar kita semakin bersih karena ruhnya bersih. Semakin banyak kita berdzikir dan mendekatkan diri kepada Allah maka semakin bersih hari-hari kita, semakin bersih hati kita, semakin bersih ruh kita, semakin bersih hidupnya, alam bawah sadarnya, dunianya dan akhiratnya. Oleh sebab itu kehadiran di majelis-majelis dzikir seperti ini menuntun kita kepada kebersihan jiwa, kebersihan dari segala dosa dan dari segala lintasan pemikiran yang tidak baik.

Semakin kita mendekat kepada Allah, semakin Allah kita agungkan di dalam hati kita maka semakin sirna semua sifat sifat buruk dari dalam pemikiran kita, semakin sirna keinginan untuk berbuat salah, semakin berat untuk berbuat dholim, kenapa? Cahaya Allah. Cahaya Allah ini diminta oleh Sang Nabi, Rasul meminta agar Allah menerangi beliau dan kita pun bisa mengikutinya. Sebagaimana daripada salah satu doa beliau, “Wahai Allah berilah cahaya dihatiku.” Cahaya apa? Cahaya Allah, cahaya khusyu', cahaya ketenangan, cahaya pengampunan. Beliau orang yang paling mulia di sisi Allah masih meminta cahaya agar diberikan di dalam hatinya.

Dan beri pula cahaya di penglihatanku.” Kenapa harus bercahaya penglihatannya? maksudnya apa? cahaya kemuliaan. Apapun yang beliau lihat tidak akan terperangkap di dalam kemurkaan. Melihat orang berjalan, ia mengingat Allah. Allah jadikan orang ini kenikmatan berjalan, lihat matahari yang ia lihat adalah kemuliaan Allah. Melihat fuqara ia berdoa, melihat orang berbuat dosa ia mendoakan kepada Allah. Demikian dalam segala penglihatannya cahaya. Maksudnya apa? Cahaya kemuliaan hidup muncul di dalam penglihatan.

Dan pada telingaku cahaya” maksudnya apa? Apa yang ia dengar menjadi cahaya kemuliaan, apapun yang ia dengar. Ia mendengar yang kurang baik, berubah hatinya, aku tidak percaya orang sejahat itu, didoakan olehnya atau ditegur jangan bicarakan orang itu. Inilah cahaya.

Demikian hadirin-hadirat, sampai pembahasan Nabi kita pada darahnya cahaya. “Dan jadikan cahaya di darahku dan pada tulang-tulangku”. Demikian doa Sang Nabi, demikian hebatnya beliau meminta cahaya, cahaya, cahaya, dirambutku cahaya, diwajahku cahaya, dikulitku cahaya, demikian doa Rasul Saw. Beliau digelari Allah “Pelita Cahaya”, masih meminta cahaya pada Allah. Kita meminta kepada Allah cahaya.

Hadirin-hadirat kita berada di bulan sya’ban.

Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, meriwayatkan Sayyidatuna Aisyah, Rasul bersabda “tiadalah Rasul itu berpuasa di dalam setahun lebih banyak puasanya di bulan sya’ban”. Tentunya selain ramadhan karena ramadhan adalah puasa yang fadhu. Tapi di bandingkan bulan yang lain, Rasul lebih banyak puasanya di bulan sya’ban. Bahkan Rasul berpuasa sepanjang hari di bualn sya’ban. Terdapat ikhtilaf di dalam hal ini sebagian ulama mengatakan bahwa makruh berpuasa di setengah bulan sya’ban yang kedua, maksudnya setelah tanggal 15 sampai akhir hukumnya makruh berpuasa di bulan sya’ban. Ada yang mengatakan minggu terakhir, masing-masing ikhtilaf tetapi tentunya riwayat yang paling tsigah adalah Rasul berpuasa di bulan sya’ban sebulan penuh. Sebagian Muhaddits mengatakan terkecuali hari terakhir jika itu hari yang syak. Hari syak barangkali masuk 1 ramadhan atau masih sya’ban tapi saat itulah tidak diperbolehkannya berpuasa, selain itu Rasul berpuasa di sepanjang bulan sya’ban.

Kita memahami kenapa Rasul berbuat demikian. Tentunya bulan sya’ban mempunyai kemuliaan, kalau tidak Rasul tidak akan berpuasa sepanjang itu. Berarti bulan sya’ban mempunyai kemuliaan khusus dan bulan sya’ban adalah salah satu bentuk bulan yang disyukuri oleh Nabi Muhammad karena di bulan sya’ban itulah Allah menurunkan firmanNya “Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian kepada Sang Nabi dengan seindah-indahnya salam”. Ayat ini turun di bulan sya’ban, oleh karena itu bulan sya’ban dikenal dengan bulan Nabi Muhammad. Kenapa? Karena ayat ini turun di bulan sya’ban, sungguh Allah dan para malaikat melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad. Bukan Allah membaca shalawat, Allah melimpahkan shalawat itu maksudnya melimpahkan rahmat. Kalau malaikat mendoakan Sang Nabi demikian juga dengan kita yaitu mendoakan dan kalau Allah melimpahkan.

Sungguh Allah dan para malaikatNya melimpahkan shalawat kepada Nabi Muhammad. Ternyata bukan Allah dan para malaikatNya saja, Allah mengajak kita semua muslimin muslimat untuk juga bershalawat kepada Nabi Muhammad.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah.

Bulan sya’ban adalah bulan persiapan kita menuju bulan ramadhan. Bulan ramadhan adalah kita diangkat derajat kita jauh lebih dekat kehadirat Allah dari bulan lainnya. Kenapa? Karena bulan ramadhan kita lebih sulit berbuat dosa. Bisa dibuktikan. Di bulan lain barangkali kita berbuat dosa mungkin di bulan ramadhan berbuat dosa juga dan mungkin lebih berat rasanya. Ada sesuatu yang menahan kita untuk enggan berbuat dosa lebih dari bulan yang lain. Kenapa? Karena di bulan ramadhan, Allah mengangkat derajat kita lebih tinggi dari bulan lainnya. Lebih dekat kita kepada Allah, oleh sebab itu bulan ramadhan sangat dirindukan oleh orang-orang yang mengerti betapa indah dan lezatnya anugerah ilahi.

Kalau Allah sudah mendekatkan Dzat-Nya, silahkan meminta dan berdoa. Sebagian dari kita berfikir, aku ingin rasanya menumpahkan segala konsentrasi dalam berpuasa ramadhan tapi rasanya sulit dan selalu bermasalah. Dalam masalah hartalah, dalam masalah pekerjalanlah, ini dan itu. Cobalah, coba keberkahan ramadhan itu. Coba lakukan usaha puasa ramadhan dengan sempurna dan kau berdoa pada Allah, ya Rabb aku berusaha menyempurnakan puasa ramadhan dan tapi aku mohon kau benahi keadaanku dan sempurnakan diriku setelah ramadhan. Kau buktikan keberkahan ramadhan muncul dalam hari-harimu kelak setelah kau lewati ramadhan.

Hadirin-hadirat kita bermunajat di bulan sya’ban yang diagungkan Allah ini, semoga Allah melimpahkan seluruh anugerah yang dilimpahkan-Nya di bulan sya’ban.

Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzal Jalali Wal Ikram Ya Dzatthauli Wal In’am muliakan kami dengan cahaya sya’ban, muliakan kami dengan keberkahan yang Kau tumpahkan di bulan sya’ban, yang Kau muliakan para Nabi-Mu dan juga para kekasihMu di bulan sya’ban ini dengan bershalawat kepada Nabi Muhammad, limpahkan kepada kami seluruh keberkahan shalawat kepada Nabi Muhammad, pastikan kami berkumpul bersama orang-orang yang banyak bershalawat kepada Nabi Muhammad.

Ya Rahman Ya Rahiim, kami telah mendengar sabda Nabi Muhammad bahwa kedudukan orang yang paling dekat kepadaku dihari kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku. Hadirin-hadirat karena dengan kita memperbanyak shalawat Allah akan benahi kehidupan kita, Allah munculkan ketaqwaan kepada kita, Allah bimbing kepada kesempurnaan hidup hingga kita wafat dan sebagai ahlul khusyu', ahluls sunnah, sebagai ahlul iman, sebagai ahlut taqwa, sebagai ahlul ibadah sehingga berhak duduk dekat dengan Nabi Muhammad.

Ya Rahman Ya Rahiim, muliakan jiwa kami dalam mencintai shalawat kepada Nabi Muhammad, Ya Rahman Ya Rahiim yang telah mengundang Sang Nabi untuk menghadap kehadiratMu di malam mi’raj dan memuliakan beliau di bulan sya’ban dengan kemuliaan shalawat, muliakan kami umat Nabi Muhammad dengan bercak-bercak kemuliaan, limpahkan kepada kami rahasia kebahagiaan, terangi hari-hari kami dengan cahaya keluhuran dan cahaya pengampunan.

Ya Rahman Ya Rahiim kami memanggil namaMu Yang Maha Luhur, Nama Yang Maha Abadi, Nama Yang Maha Menyempurnakan dan Membangun Langit dan Bumi.

Faquuluu jami’an: Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah.

Hadirin-hadirat sekali kau menyebut Nama Allah derajatmu semakin dekat kehadirat Allah, sekalikau menyebut Nama Allah satu dosa berjatuhan darimu, sekali kau menyebut Nama Allah dijatuhkan musibah yang akan datang kepadamu, Faquuluu: Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Rahman Ya Rahiim... Faquuluu jami’an: Laa ilaha illallah, Laa ilaha illallah, Laa ilaha illallah, Laailaha illallah, Laa ilaha illallah Muhammadur rasulullah.

Washallallahu ‘ala Nabina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi wassallam. Walhamdu lillahi rabbil ’alamin.

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada Senin 04 Agustus 2008]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf, jika anda berkomentar tolong sertakan nama dan alamat apabila anda pakai "anonymous" (tanpa identitas), terima kasih...