BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Selasa, 10 Oktober 2017

Orang Lemah Yang Ditindas Adalah Penduduk Sorga

Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin, Wa anqodznaa bi dzulmatil jahli waddayaajiri, Alhamdu lillahil ladzii hadaanaa bi ‘abdihil mukhtaari man da’aanaa, ilaihi bil idzni waqod naadaanaa, labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa, Shollallahu wa sallama wa baaroka ’alaih...

Alhamdu lillahil ladzi jam’anaa fi hadzal mahdhor, Limpahan Puji kehadirat Allah Maha Raja Langit dan Bumi, Maha memiliki setiap jasad kita, Maha memelihara kita dengan pemeliharaan yang sempurna melebihi seluruh kasih sayang.

Allah Jalla Wa’ala Maha Tunggal dan Maha Abadi hingga terangkatlah jiwa-jiwa mulia untuk selalu mengagungkan Allah dalam hari-hari kehidupannya, dalam nafas-nafas yang dipinjamkan oleh Rabbul alamin mereka menggunakannya dan melewatinya dengan detik-detik keindahan bersama Allah untuk mendapatkan kebersamaan yang kekal dan abadi kelak bersama Rabbul 'alamin, untuk selalu bisa melihat Allah untuk selalu bisa berdekatan dengan Allah.

Jika mereka telah sampai ke surganya Allah, masing-masing hamba mempunyai derajat dan martabat, ada yang berjumpa dengan Allah setahun sekali, ada yang diijinkan jumpa sebulan sekali, ada yang diijinkan setiap jum’ah, ada yang diijinkan setiap waktu dan ada yang tidak terkecuali selalu berdiri memandang Robbul 'alamin kekal dan abadi.

Hadirin hadirot, demikianlah martabat-martabat dan derajat, demikianlah jabatan-jabatan terluhur dan abadi yang diperebutkan oleh ahlullah dan para shidhiqin. Mereka tidak merebutkan jabatan-jabatan dunia dan harta kekayaan duniawi, mereka memperebutkan jabatan-jabatan terdekat dengan Maha Raja langit dan bumi, untuk selalu dekat dengan Allah, untuk selalu berlomba berpacu dan bersaing dengan para sidiqin dan solihin mencapai derajat ketinggian dan kedekatan ke hadiratul Robbul 'alamin.

Hadirin hadirot yang di muliakan Allah, Allah menerangi jiwa hamba-hambaNya dengan mahabbah, dengan cinta dan rindu kepadaNya, memperbolehkan semua hamba-Nya bahkan pendosa untuk mencintai Allah, dan Dia Allah Yang Maha menjawab cinta hamba-hamba Nya sepanjang waktu dan zaman, di dalam setiap waktu siang dan malam tidak ada satu detik pun tertutup untuk mendekat Kepada Rabbul 'alamin.

Hadirin hadirat, pintu Allah selalu terbuka untuk para tamu-tamu Nya, mereka yang berdosa ingin memohon pengampunan, mereka yang dalam kehinaan ingin di muliakan, mereka yang dalam kesulitan ingin di bantu, mereka yang di dalam kesedihan ingin kesenangan, mereka yang dalam permasalahan ingin kemudahan, Rabbul 'alamin selalu menerima hamba-hamba Nya, menerima para tamu-tamu Nya.

Hadirin hadirat, betapa luhurnya Allah, karena bertamu Kepada Allah adalah bertamu dengan sanubari dan jiwa kita, mengucapkan salam Kepada Allah dan kepada Rasul dan bershalawat kepada sang Nabi, itulah pembuka pintu untuk sampai ke dalam istana perjamuan Ilahi, dan setelah itu bemunajatlah, dan setelah itu berdo’alah, dan setelah itu memintalah Yang Maha Mendengar tetap mendengar, Yang Maha Melihat tetap melihat, Yang Maha memberi tetap memberi sepanjang zaman, anugerah-Nya tiada pernah terhenti setiap waktu dan detik dari masa ke masa sejak Adam di cipta hingga bumi berakhir, anugerah Ilahiyah ditumpahkan kepada fulan, kepada fulan, kepada fulan...

Oleh sebab itu beruntunglah jiwa-jiwa yang tersucikan dengan munajat, dengan qiyamul lail, menyita waktu satu dua menit untuk bermeseraan dengan Allah di malam hari dalam ruku' dan sujud, dalam “Subhana rabbiyal A’la wa bihamdihi, Subhana rabbiyal A’la wabihamdihi”. Desahan nafas yang terindah disaat sujud.

Diriwayatkan di dalam Shahihul Bukhari, ketika salah seorang sahabat menginap di rumah sahabat lainnya, sahabat yang melakukan qiyamul lail dari shohibul bait ini terus membaca surat Al-Ikhlas dalam qiyamul lailnya tidak membaca surat yang lain. Mengulang-ulang surat Al-Ikhlas entah telah belasan entah berapa puluh dan ratus kali hanya Al-Ikhlas saja diulang-ulang.

Maka keesokan harinya sahabat ini bertanya kepada Rasul menceritakan apa yang ia ketahui, “Ya Rasulullah, aku semalam menginap di rumah fulan, dan ia selalu membaca surat Al-Ikhlas saja tidak membaca surat lain di dalam qiyamul lail”, Rasul menjawab, “walladzi nafsiy biyadihi innahaa lata’dilu tsulutsal qur’an”, demi Allah yang menggenggam jiwaku (kata sang Nabi), surat Al-Ikhlas itu adalah sepertiga Al-Qur’anul Karim. Rahasia kemuliaannya, rahasia keagungannya, karena apa, karena yang membaca memahami rahasia kemuliannya, maka ia telah mendapatkan kemulian sepertiga Al-Qur’anul Karim.

Qul huwallahu ahadkatakanlah Dia Allah Yang Maha Tunggal, satu ayat ini kalau kita ulang-ulang dalami maknanya, selami samudera keagungan ketunggalan Ilahi dalam beberapa detik itu selamilah kemulian kalimat Qul huwallahu ahad, Dialah Allah Yang Maha Tunggal, Maha Tunggal menjadi harapanku, Maha Tunggal yang memuliakanku, yang memberiku anugerah kehidupan, yang menawarkan kepadaku surga, yang mengundangku untuk masuk ke dalam keridhoan-Nya, yang memanggilmu untuk dekat kepada-Nya, hanya Engkau Yang Maha Tunggal Rabbi.

Semua kekasihku tidak ada yang sebaik Engkau Wahai Rabb, tidak ada yang tidak pernah bosan seperti Engkau Wahai Allah, tidak ada yang selalu luas maafnya seperti-Mu Rabbi, tidak ada kekasihku. Terkecuali kalau aku salah berbuat dia tersinggung dan marah, satu hari senang satu hari malas, satu hari menyambut esok harinya berubah, kecuali Engkau Rabbi menyambut tamu-tamu Mu sepanjang waktu dan zaman, Maha Tunggal di dalam menyambut para tamu-Nya.

Maha Tunggal yang paling berhak dicintai. Allah, Maha Tunggal dan Maha Abadi, maksud dan tujuan dari segenap kehidupan, yang tersimpan pada-Nya seluruh rahasia penciptaan alam semesta, Yang Maha menerbitkan cahaya di langit dan bumi, Yang Maha membangun alam semesta dengan kemegahan, dengan kesempurnaan, dengan keindahan, sebagai lambang untuk menyeru kita menghadap dan mendekat kepada-Nya.

Allah, Qulhuwallahu ahad, Dialah Allah Yang Maha Tunggal,ulangi dan ulangi surat mulia ini dan dalami maknanya kau akan terangkat dari satu martabat ke martabat yang lebih mulia akan bertambah khusyu’mu, akan berjatuhan kesulitanmu, akan tersingkir segala permasalahanmu dari Yang Maha memiliki segala kehidupan dan kejadian.

Hadirin hadirat, dalami makna Dialah Yang Maha Memiliki segala kejadian, kejadian yang paling buruk bisa berubah menjadi kejadian yang paling baik dengan kehendak-Nya, kejadian yang baik bisa berubah menjadi hal yang mengerikan dan menakutkan dengan kehendak-Nya.

Dialah Allah yang Maha memiliki kejadian, berapa lama usia kita dimuka bumi ini jadikanlah kesempatan untuk mendekat kepada-Nya, tenangkan kehidupan kita yang semetara ini dengan nama Allah.

Semakin tenang jiwa seseorang dengan Allah maka semakin mulia dan kuatlah dia dipermukaan bumi. Telah bersabda Nabiyyuna Muhammad riwayat dalam Shohih bukhori yang tadi kita baca “ala adullukum ‘ala ahlil jannah..?”, maukah kalian ku tunjukkan penduduk surga?, siapa mereka maksudnya salah satu kelompok yang banyak penduduk surganya salah satu kelompoknya siapa mereka “kullu dho'iifin musthadh’afiin law aqsama ‘alallahi La abarrah” orang-orang yang lemah dan orang-orang yang tertindas, orang-orang yang seakan tidak berdaya di muka bumi, orang-orang yang di hinakan, di dalam riwayat lainnya madfu’un bil abwaab di usir di pintu-pintu dan di hinakan oleh orang-orang umum, orang seperti itu kata sang Nabi hati-hati mereka adalah salah satu kelompok ciri ahli surga “law aqsama alallah labarrah” jika mereka bersumpah dengan nama Allah, Allah tidak akan menolak doanya.

Oleh sebab itu jangan sampai kita menghinakan orang-orang yang lemah, orang-orang yang tertindas, jadilah kita orang-orang yang mengayomi mereka yang dengan itu Allah akan memuliakan kita, kita lihat rahasia kekuatan Ilahi yang Allah berikan kepada para dhu'afa, ternyata orang-orang yang dihinakan dan di lemahkan itu mereka bukan orang yang lemah jika mereka mengetahui kunci-kunci ilahiyah, kan tetapi di masa sekarang muslimin-muslimat sudah dhoif untuk dhoif untuk taat lantas mereka pula melemahkan imannya pula dengan terjun ke dalam hal-hal yang syubhat dan harom, padahal mereka di dalam kesulitan padahal jika mereka bertahan “law aqsama alallah la barrah”, jika mereka berdo’a satu kali kepada Allah, Allah mengabulkannya.

Hadirin-hadirat, demikian jaminan Nabiyuna Muhammad, Semakin shaleh dan semakin tinggi derajat seseorang dia akan semakin berlemah lembut kepada orang lain sebagai mana firman Allah “wa ’ibadur rahman alladzina yamsyuuna alal ardhi hauna, waidza khathabahumul jahiluuna qaaluu salaama” hamba-hamba Allah yang maha pengasih dan maha penyayang, yang berjalan selangkah demi selangkah di muka bumi tidak terburu-buru tetapi langkahnya satu persatu tetapi pasti, dan mereka-mereka itu jika berjumpa dengan orang-orang jahil yang tidak mengerti mereka tidak menghina dan mencacinya tetapi “qaala salam” mereka mengucap salam, ucapannya lemah lembut walaupun kepada orang-orang jahil, siapa orang jahil? orang jahil (bodoh) itu ada dua: yang pertama adalah orang yang tidak mengerti ataupun mengerti, yang kedua adalah yang tidak mau mengerti itu di sebut jahil juga, jahil yang pertama jahil yang lebih ringan karna ia belum mengerti, jahil yang kedua adalah jahil yang berat karena ia tidak mau mengerti.

Kedua-dua kelompok ini telah di firmankan oleh Allah bahwa orang-orang yang menjadi hamba-hamba Allah yang dibanggakan-Nya “wa idza khaatabahumul jahiluna Qaaluu salamaa”, kalau berhadapan dengan orang-orang yang jahil mereka itu mengucapkan kalimat yang sejahtera, di ucapkan salam, di ucapkan kasih sayang, demikian akhlak Nabi Muhammad. kalian telah melihat teman kita masih terjebak di dalam narkotika, masih terjebak didalam kehinaan, ucapkan kalimat-kalimat yang lembut, ucapkan kalimat kasih sayang dan warisi kemuliaan ini.

Sebagai mana Allah berlemah lembut kepada fir'aun yang betul-betul mengaku tuhan, Allah berkata “faquulaa lahu qaulan layyinaa” wahai musa, wahai harun ucapkan padanya kalimat yang lembut dan kasih sayang, ia beriman atau tidak beriman bukan tanggung jawab mu, ia tidak beriman dan melawan, aku yang menghancur leburkannya. Demikian hadirin hadirat, Maha raja langit dan bumi menuntun kita.

Hadirin hadirat, Rasul adalah panutan tunggal bagi kita, yang menjadi idola dan pemimpin yang bertanggung jawab dunia dan akhiroh, diriwayatkan di dalam shahih Bukhari bagaimana kepedulian beliau menjaga perasaan para fuqara dan dhu'afa “maa yasyba’ aalu Muhammadin bi khubzin wa burrin min tsalatsati ayyam” bahwa belum pernah keluarganya Rasulullah itu kenyang selama tiga hari dari makan roti ataupun makan bubur yaitu gandum, belum pernah kenyang selama tiga hari berturut-turut, kenapa apakah sang Nabi ini faqir fuqara, bukan Nabi banyak berinfaq bahkan kepada orang non muslim, berkata para ulama bahwa infaq sang Nabi kepada muslimin tentunya dari harta muslimin akan tetapi kalau untuk orang yahudi atau nasrani yang di bagi-bagikan itu dari harta sang Nabi beliau tidak mengambilnya untuk keperluan pribadinya tetapi, beliau membagikannya di dalam dakwah, demikian pemimpin yang menjadi idola dan pemimpin yang paling bertanggung jawab atas para pengikutnya dunia dan akhiroh sayyidina Muhammad.

Tentunya semua orang walaupun fuqara akan senang kalau melihat Rasulullah tidak kesusahan keluarganya walaupun orang yang paling faqir pun tidak akan tega berkata ini Rasulullah kok siang malamnya tetap kenyang saja keluarganya, tidak ada yang akan berbicara begitu dari para sahabat dari kaum fuqoro tetapi perasaan sang nabi yang demikian lembutnya, jangan-jangan nanti mereka cemburu melihat keluarga kita, demikian akhlak Muhammad Rasulullah, menjaga semua perasaan muslimin muslimat bahkan mereka yang faqir dan fuqoro “idza da’aahul miskiina ajaabahu ijabatan mu’ajjalah” ketika Rasul di undang oleh orang-orang miskin datang dengan terburu-buru, demikian akhlak sang Nabi Muhammad.

Hadirin hadirat, beliau tidak mau mengecewakan siapapun, sampai diriwayatkan di dalam shahih Bukhari: ketika Rasul akan berangkat dalam salah satu peperangan ada beberapa orang datang ingin ikut Rasul berkata “demi Allah aku tidak akan membawa kalian”, kenapa? tidak ada lagi kendaraan perjalanan jauh kendaraan tidak ada Rasul tidak mau mereka berjalan kaki dan beliau mengatakan Wallahi demi Allah aku tidak akan membawa kalian karena tidak ada kemampuan untuk membawa mereka, merekapun kembali dengan kecewa.

Tidak lama ada beberapa kendaraan baru yaitu hewan tunggangan baru unta, kuda, keledai di bawakan lagi oleh para sahabat maka Rasul memanggil orang tadi, ayo sekarang ikut naik karena sudah ada kemampuan, sudah ada kendaraan tunggangannya, maka mereka berjalan naik ke atas tunggangannya masing-masing yang disediakan oleh Rasul, salah satu darinya berkata “kita ini sudah di katakan oleh Rasul demi Allah aku tidak akan mengajak kalian, tidak ada berkahnya kita ikut kalau sudah Rasul bersumpah dengan nama Allah tidak mau mengajak kita, kita hanya memberatkan Rasul kalau begini, kalau sudah Rasul bersumpah dengan nama Allah lalu kita masih memaksa mau ikut, Rasul tidak enak melihat kendaraan ternyata ada, tampaknya hal seperti ini tidak pantas kita kembali kepada Rasul lebih baik tidak usah ikut tidak ada berkahnya kalau begini tentunya”.

Rasul ketika mendengar ucapan itu tersenyum, Rasul berkata: “tidaklah aku bersumpah jika muncul sesuatu yang lebih baik padanya akan aku kafarat sumpah ku itu dan jawablah dengan apa-apa yang di luar sumpahku, disini hadirin hadirat riwayat shahih Bukhari dan juga di dalam pendapat imam Mazaih, kalau seandainya kita sudah terlanjur bersumpah tapi ada yang lebih baik dari itu bayar kafaratnya dengan berpuasa dan setelah itu keluar kita dari sumpah kita.

Al imam ibnu hajar al-asgalani dalam kitabnya fathul bari bisyarah shahihul Bukhari menjelaskan kalau kita sudah terlanjur bersumpah tetapi hal itu membawa keburukan bagi orang lain, membawa mudharat maka kaffaratlah sumpahnya itu dan ia keluar dari sumpahnya, ingkari sumpahnya dengan kaffarat kalau seandainya hal itu membawa keberuntungan lebih besar dari pada sumpahnya.

Misal seseorang berkata kepada musuhnya “aku sumpah akan ku potong lidahnya” misalnya, itu sumpah dengan nama Allah, maka ketika turun emosinya ia berkata “ini hal membawa mudharat kepada kaum muslimin, maka lebih baik ia meninggalkan sumpahnya dengan mengkafarati sumpahnya, demikian imam Ibnu hajar Alasgalani dalam kitabnya fathul bari bisyarah shahihul bukhari, demikian pula di dalam madzhab syafi’i.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Demikian indahnya sang Nabi, rela menebus sumpahnya kembali demi para sahabat yang ikut jangan sampai kecewa, maka didalam hal seperti ini terwariskan kepada kita dari zaman kezaman betapa indahnya budi pekerti beliau untuk memuliakan orang-orang yang ingin berda’wah bersama beliau.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, Seindah-indahnya tuntunan adalah tuntunan Nabi kita Muhammad, semakin kita mencintai sang Nabi semakin sempurna iman kita dan Rasulullah meminta itu, semua perbuatan yang menuntun kita kepada kecintaan sang Nabi akan membuat Rasul senang, karena Rasulullah memang mau dicintai, memang minta dicintai oleh ummatnya, untuk apa? supaya ummatnya sampai pada kesempurnaan iman, Rasul tidak butuh cinta siapapun, karena telah dicintai oleh Allah, akan tetapi Rasul memahami semakin cinta ummatnya kepadanya semakin terikat ruh dan jiwanya dengan sang Nabi akan semakin banyak limpahan rahmat ilahi untuknya.

Diriwayatkan dalam shahih bukhari ketika sayyidina umar bin khatab berpegangan tangan dengan Rasul seraya berkata “wallahi ya Rasulallah anta ahabba ilayya min kulli syai’in illa nafsiy” Demi Allah wahai Rasul aku lebih cinta kepadamu dari segala sesuatu di alam ini kecuali diriku, Rasul menjawab “hatta akuuna ahabba ilaika ya umar ahatta ahaqquna ahabba ilaika min nafsika ya umar”, belum sempurna wahai umar cintamu kepadaku kecuali sampai engaku mencintaiku lebih dari dirimu sendiri, Rasul berkata sayyidina umar bin khatab “al an ya Rasulallah” aku mencintaimu sekarang wahai Rasulullah lebih dari diriku dan lebih dari segala sesuatu, sempurna imannya, Rasul menjawab “al an ya umar” sekarang wahai umar, ini sebagian para muhadits ada yang mengatakan bahwa ini ucapan justru Rasul menyinggung sayyidina umar, hingga berkata “al an ya umar” maksudnya 'alamatul istifham (tanda Tanya) baru sekarang wahai umar??, kira-kira begitu dari kemarin belum mencintaiku lebih dari dirimu, ada riwayat yang mengatakan demikian, dan ada riwayat yang lain ini adalah husnut tarbiyah, (didikan luhur) dari derajat demi derajat Rasul membimbing para sahabatnya sampai kepada sempurnanya iman para khulafaur rasyidin.

Hadirin hadirat yang di muliakan Allah, Rahasia kemuliaan yang ditampilkan dengan kebangkitan Nabi Muhammad selalu menuntun kita kepada kemuliaan dan beliau adalah imam ahlut tarbiyah, imamul Murabby sepanjang zaman, Murabby yang paling mulia sepanjang waktu, karena apa? karena beliau di beri kelebihan oleh Allah, untuk mentarbiyah, untuk mendidik ummatnya ini di luar kemampuan manusia biasa.

Diriwayatkan didalam shahih Bukhari ketika Rasul mengimami shalat, sebelum memulai shalat beliau bersabda “atimmuu ruku'akum wa khusyu’akum inni la-arakum min wara-i dhahri” wahai para sahabatku sempurnakanlah ruku' kalian dan khusyu' kalian sungguh aku melihat kalian dari belakang punggungku, hadirin hadirat melihat tentunya bukan dengan mata, melihat dengan indera ke enam bahwa Rasul dibukakan hijab oleh Allah, hingga beliau melihat gerak-gerik para sahabat di belakang beliau saat melakukan shalat dan hal yang lebih ajaib lagi dari hadits ini bahwa Rasul bukan hanya melihat ruku' mereka, tapi khusyu' mereka, aku melihat ruku' kalian dan khusyu' kalian, menunjukkan bahwa Rasul menembus jiwa sanubari mereka sampai mana khusyu' mereka kepada Allah.

Allah berikan kemuliaan dan kesempurnaan tarbiyah untuk mendidik semulia-mulia kelompok dan golongan di umat ini agar mereka menjadi penerus nanti dakwah sang Nabi karena mereka para sahabat yang meneruskan dakwah Rasul, maka muncullah khulafaur rasyidin, muncullah sayyidina ali bin abi tholib madinatul ‘ilm (kota ilmu), muncullah Abdullah bin abbas, muncullah Abbas bin abdul muttholib, muncul para shahabat-shahabat besar yang meneruskan dakwah sang Nabi dari masa ke masa, karena apa? karena Rasul mentarbiyahkan zhohiron wa batinan, Rasul melihat gerak-gerik mereka, Rasul langsung melihat isi hati mereka, demikian diriwayatkan di dalam shahih Bukhari.

Oleh sebab itu hal-hal seperti ini pun terwariskan bukan hanya kepada sang nabi, tetapi juga kepada para sahabat dan para shiddiqin dan sholihin, mereka mengetahui isi hati orang lain, banyak di antaranya tidak semua, tetapi itu di benarkan oleh Rasul, sebagaimana sabda Rasul riwayat imam bukhari dalam kitabnya adabul mufrad ittaquu firosatal mu’min fainnahu yandzuru binuurillah, “hati-hati kalian dengan firasat orang mu’min, karena orang mu’min itu maksudnya orang shaleh melihat dengan cahaya Allah”, kalau sudah melihat dengan cahaya Allah berarti bukan hanya melihat yang dzohir tetapi melihat yang bathin juga sampai kedalam-dalamnya isi sanubari dan ini di sah kan dalam hadits qudsi riwayat shahih Bukhari.

Sebagaimana seorang hamba yang ketika dicintai oleh Allah “hatta uhibbah” mengamalkan hal-hal yang fardu dan hal-hal yang sunnah, kalau seandainya aku sudah mencintainya kata Allah “kuntu sam’ahul ladzi yasma’u bih wa bashorohul ladzi yubshiru bih” aku akan menjadi telinganya yang ia pergunakan untuk mendengar dan aku akan menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, aku menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan untuk bergerak, untuk berjalan.

Demikian Allah memuliakan mereka yang mengamalkan hal-hal yang fardhu dan hal-hal yang sunnah “wama taqorroba ilayya ‘abdiy mimma ahabba ilayya mimmaftaradhtuhu ‘alaih walam yazal ‘abdiy yataqarraba ilayya binnawafil hatta uhibbah, faidza ahbabtuhu kuntu sam’ahul ladzi yasma’ubih… “, kalau sudah hamba-hambaku beramal hal-hal yang fardu dan hal yang sunah yang sangat ku cintai sampai aku mencintainya, maka setelah itu aku akan menjadi penglihatanya yang ia gunakan untuk melihat dan telinga yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi tangan dan kakinya yang ia gunakan bergerak dan melangkah “wainsa’alani la’u’thiyannah, walain ista’aadzaniy La’uidzannah” jika ia memohon permintaan kepadaku aku kabulkan permintaannya dan bila ia memohon perlindungan kepadaku aku melindunginya, menunjukan pancaindera kita ini bisa terbuka padanya cahaya Allah, bukan berarti Allah menjadi tangan dan kakinya atau panca inderanya akan tetapi rahasia keagungan ilahi terpancar di panca indera mereka demikian riwayat Shahih Bukhari.

Hadirin hadirat yang di muliakan Allah, Rasul selalu menuntun kita kepada kemuliaan, semakin dekat kita mengikuti tuntunan sang Nabi semakin mulia kita, maka pilihlah beliau sebagai idola, singkirkan semua idola-idola kita kembalilah kepada idola yang dipilihkan oleh Allah untuk kita, Nabiyuna Wasyafi'una Muhammad.

Hadirin hadirat, Kita bermunajad kepada Allah, semoga Allah memakmurkan jiwa kita dengan cahaya Allah, semoga Allah menerangi sanubari kita dengan khusyu', menerangi hari-hari kita dengan akhlak, menerangi siang malam kita dengan keberkahan dhoriran wa bathinan yaa Rahman yaa Rahim yaa dzal-Jalali wal ikrom.

Ya Rahman yaa Rahim jadikanlah malam ini malam Muhajirin dan Anshor, malam Kau pastikan nama-nama kami dalam kelompok mereka, dan dikelompok para sholihin yang semakin hari jiwa-jiwa mereka dan setiap harinya selalu dipenuhi kemuliaan, selalu dipenuhi khusyu' dari para imam-imam kami, dari para muhaddits kami, dari para habaib kami, para ulama kami dan para kiyai yaa Rahman yaa Rahim, limpahkan keberkahan atas mereka dhoriron wa bathinan, jadikan malam ini malam yang paling banyak Kau limpahi keberkahan atas kami, jadikan malam ini malam paling banyak Kau limpahkan pengampunan, jadikan malam ini malam yang paling dilimpahi keberkahan, jadikan malam ini malam yang paling bercahaya, malam yang paling indah sepanjang kehidupan kami dan jadikan hari esok lebih indah dari malam ini, jadikan esok malam lebih indah dari malam ini, jadikan hari-hari kami semakin bercahaya dan semakin indah, semakin khusyu dan semakin barokah, semakin mudah dan semakin saadah.

Yaa Rahman yaa Rahim, faquuluu jami’an: yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa zaljallali wal ikrom.

Wahai yang Maha Tunggal, melihat apa yang ada didalam jiwa kami, wahai yang selalu memperhatikan setiap lintasan pemikiran kami, wahai yang mengetahui kejadian hari esok dan dalam keadaan apa kami wafat, yaa Rahman yaa Rahim Kau lihat besok barangkali musibah yang akan datang kepada kami, atau cobaan pada fulan, atau masalah pada fulan, Rabbi singkirkan segala galanya malam ini dari segala musibah gantikan dengan kebahagiaan dan rahmah, yaa Rahman yaa Rahim kami tidak salah jika memanggil nama-Mu, kami tidak salah jika berharap kepada-Mu, kami tidak salah jika kami bermunajad kepada-Mu yaa Rahman yaa Rahim.

Hadirin hadirot, jadikan malam ini malam doa, jadikan malam ini malam munajad, jadikan malam ini kau berseri dengan keAgungan nama Allah, bercahayalah dengan keagungan Allah yang Maha Bercahaya, faquuluu: yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah, Yaa Rahman Yaa Rahim jadikan malam ini malam pengampunan-Mu yaa Rabb, jadikan malam ini malam khusyu', jadikan malam ini malam kasih sayang-Mu, malam yang membuka kasih sayang-Mu yang kekal.

Yaa Rahman yaa Rahim kami telah mendengar Hadits qudsi yang telah Kau sampaikan kepada kami kepada Nabi kami Muhammad, “Wajabat mahabbati lil mutahabbin fiyya wal mutadzakkirina fiyya wal mutabadariina fiyy” telah kupastikan kasih sayang-Ku bagi mereka yang berkumpul karna berdzikir kepada-Ku dan saling berkorban karna Aku dan saling menyambangi karma Aku, kupastikan bagi mereka kasih sayang-Ku, pastikan kasih sayang-Mu kepada seluruh wajah hadirin.

Yaa Rahman yaa Rahim, pastikan seluruh wajah ini memandang Dzat-Mu yang Maha indah, pastikan seluruh jiwa ini yang dihari kebangkitan terang benderang dengan cahanya-Mu, yaa Rahman yaa Rahim “wujuhuy yaumaidzin nadhiroh” wajah-wajah yang memandang Allah di Yaumil qiyamah, hadirin hadirot terang benderang wajah mereka memandang cahaya Allah, ada pula dihari itu “wujuhuy yaumaidzin baashiroh” ada wajah-wajah yang gelap ”tadzunnu ayyuf halabiha faaqirah “ wajah yang sudah gelap itu tau mereka akan dapat kehinaan.

Yaa Rahman yaa Rahim, jangan Kau jadikan wajah kami ini gelap, jangan Kau jadikan wajah kami ini gelap didunia dan akhirot, pastikan wajah kami bercahaya memandang dzat-Mu yang Maha indah, faquuulu: yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa Allah yaa dzaljalali wal ikrom yaa dzatthauli wal in’am.

Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan khuyu', hadirin hadirot Kau akan merasakan ketenangan dan kesejukan setelah dzikir ini, kesejukan yang terus menerangi hari-harimu dan hari esok, yaa Rahaman yaa Rahim yaa dzaljalali wal ikrom. Wa shalallahu ‘ala nabiyyina Muhammadin wa’ala alihi washohbihi wassallam, wal hamdu lillahi rabbil ’alamin...

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada Senin, 07 Juli 2008]