BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Senin, 25 November 2019

Maulid Nabi di Majelis Al-Badar

Kenapa Acara Peringatan Maulid Nabi di Majelis Al-Badar pada 16 November kemarin ada acara bagi-bagi uang?

Memang sengaja kami adakan seperti itu, kemarin kami buat 85 amplop dan di dalamnya masing-masing kami isi dengan nominal yang berbeda-beda, mulai dari 5ribu hingga 100 ribu (dengan rincian: 100 ribu x 4, 50 ribu x 6, 20 ribu x10, 10 ribu x 20, dan yang lainnya 5 ribuan, kami buat 85 amplop, total = 1.325.000) sebagai door prize, dan insya Allah setiap tahun kami usahakan seperti itu dengan nominal di sesuaikan dengan keadaan.

Kenapa uang, kok bukan gerabah (alat-alat dapur) atau yang lainnya?

Karena kami mengacu pada sebuah maqolah Imam Fakhruddin Ar-Rozi (nama asli: Muhammad bin Umar Ar-Rozi), beliau berkata:

ﻭﻣﻦ ﻗﺮﺃ ﻣﻮﻟﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻠﻰ ﺩﺭﺍﻫﻢ ﻣﺴﻜﻮﻛﺔ ﻓﻀﺔ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﻭ ﺫﻫﺒﺎ ﻭ ﺧﻠﻂ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺪﺭﺍﻫﻢ ﺑﻐﻴﺮﻫﺎ ﻭ ﻗﻌﺖ ﻓﻴﻬﺎ ﺍﻟﺒﺮﻛﺔ ﻭ ﻻ ﻳﻔﺘﻘﺮ ﺻﺎﺣﺒﻬﺎ ﻭ ﻻ ﺗﻔﺮﻍ ﻳﺪﻩ ﺑﺒﺮﻛﺔ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﷺ

"Dan barangsiapa yang membaca maulid Nabi ﷺ pada uang satu dirham yang tercetak dari perak atau emas (atau uang yang berlaku di negaranya), dan dirham (atau uang) tersebut di campurkan (di kumpulkan) dengan dirham (atau uang) yang lainnya, maka dirham (atau uang) tersebut akan menjadi berkah, dan pemiliknya tidak akan menjadi fakir, serta tangannya tidak akan pernah kosong (dari rezeki) dengan keberkahan Nabi ﷺ."
[Keterangan di ambil dari kitab: Anni'matul kubro 'alal 'alam fi maulidi sayyidi waladi adam, Karya Imam Ahmad ibnu Hajar Al-Haitami, halaman: 6.]

Karena uang adalah merupakan kebutuhan pokok sebagai alat tukar bagi setiap ummat, maka kami terinspirasi dengan maqolah tersebut. Nominal dalam amplop door prize tersebut bukanlah hal yang penting, itu hanya sekedar penyemangat, tapi yang terpenting adalah maulidnya.

Dan uang yang di bacakan maulid, maka uang tersebut menjadi berkah. Ia akan (menjadi wasilah) memanggil teman-temannya sesama uang untuk menuju pemiliknya dengan keberkahan dan keagungan Nabi Muhammad ﷺ.

Hal tersebut bukanlah hal yang memusyrikkan, akan tetapi bertabarruk (ngalap berkah) dan menjadikan wasilah (perantara) dengan keberkahan dan keagungan Nabi Muhammad ﷺ.

Harapan kami dengan ber-tabarruk (ngalap berkah) seperti itu, semoga Allah anugerahkan rezeki yang berkah berlimpah, sehingga kita tetap bisa istiqomah dalam ibadah, menafkahi keluarga, serta tetap bisa berinfaq dalam jalan dakwah untuk melanjutkan perjuangan agama yang telah di perjuangkan oleh Nabi Muhammad ﷺ, agar mendapatkan kebahagiaan di dunia, aman dari adzab kubur, di alam akhirat selamat dari siksa neraka berkat syafa'atnya sampai masuk surga bersama Nabi Sang Pemegang Kunci Surga Rasulullah Muhammad ﷺ.

Tidak ada yang mustahil bagi Allah, dan tidak ada yang mustahil bagi kekasih Allah sekelas Nabi Muhammad ﷺ. Bagi Allah hal yang mustahil (tak mungkin) bisa menjadi mungkin (terjadi)...

Sanad (mata rantai) saya kepada Imam Fakhruddin Ar-Rozi:

Saya, Muhammad Husni Al-Qurtubi, daripada guru mulia:

  • Habib Mundzir bin Fuad Al-Musawa (jakarta), daripada gurunya:
  • Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki (Makkah Al-Mukarromah), daripada gurunya:
  • Syeikh Yasin bin 'Isa Al-Fadani (Padang), daripada gurunya:
  • Kyai Abdul Muhith bin Ya'qub As-Sidarji (Sidoarjo, Panji - Buduran), daripada gurunya:
  • Syeikh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi (Tremas - Pacitan), daripada gurunya:
  • Sayyid Abu Bakar Syatho, daripada gurunya:
  • Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan, daripada gurunya:
  • Syeikh Utsman bin Hasan Ad-Dimyathi, daripada gurunya:
  • Syeikh Abdullah bin Hijazi As-Syarqowi, daripada gurunya:
  • Syeikh Muhammad bin Salim Al-Hifni,daripada gurunya:
  • Syeikh Muhammad bin Muhammad Al-Budayri, daripada gurunya:
  • Syeikh Ali bin Ali As-Syibromalisi, daripada gurunya:
  • Syeikh Ibrahim bin Ibrahim bin Hasan Al-Laqqoni, daripada gurunya:
  • Syeikh Salim bin Muhammad As-Sanhuri, daripada gurunya:
  • Syeikh Muhammad bin Muhammad Al-Ghoythi, daripada gurunya:
  • Imam Ahmad bin Hajar Al-Haitami, daripada gurunya:
  • Syaikhul Islam Zakariyya bin Muhammad Al-Anshori, daripada gurunya:
  • Syeikh Taqiyyuddin Muhammad bin Muhammad bin Fahad, daripada gurunya:
  • Syeikh Majduddin Al-Lughowi, daripada gurunya:
  • Syeikh Sirojuddin Al-Qozwayni, daripada gurunya:
  • Qodhi Muhammad bin Abdullah At-Taftazani, daripada gurunya:
  • Syarofuddin Muhammad bin Muhammad Al-Harowi, daripada gurunya:
  • Imam Fakhruddin Muhammad bin Umar Ar-Rozi