BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Selasa, 28 November 2017

Yang Paling Dicintai Rasulullah ﷺ Diantara Kalian

ﻗَﺎﻝَ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ؛ ﺇِﻥَّ ﻣِﻦْ ﺃَﺣَﺒِّﻜُﻢْ ﺇِﻟَﻲَّ ﺃَﺣْﺴَﻨَﻜُﻢْ ﺃَﺧْﻠَﺎقًا
[‏[ﺻﺤﻴﺢ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭى

Sabda Rasulullah ﷺ:
“Sungguh yang paling kucintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya” [Shahih Bukhari]

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Limpahan Puji Kehadirat Allah, Maha Raja Langit dan Bumi, Tunggal dan Abadi sepanjang waktu dan zaman di dalam Kesempurnaan Nya. Nama Yang Paling Indah disebut dan diingat, Nama yang Mengawali segala kejadian dan kehidupan, yang setiap kehidupan berawal dari Keagungan Nama Nya, yang setiap kehidupan berawal dari Kehendak Nya.

Hadirin hadirat…, wahai yang setiap sel tubuh kita yang milik Allah, wahai yang diberi panca indera yang milik Allah..,

Hadirin hadirat sadarkah kita bahwa kita ini ada yang memiliki, ada yang mengatur setiap kehidupannya, ada yang mengatur jumlah nafasnya, ada yang mengatur usianya untuk hidup diatas bumi yang milik Nya, ada yang mendengar setiap ucapan yang diucapkannya, Maha Melihat setiap lintasan pemikirannya, Dialah Allah Yang Maha Dekat kepada segenap hamba Nya tanpa sentuhan dan tanpa jarak.

Tiada menyerupai Nya segala sesuatu, Dialah Allah yang Tidak Serupa dengan segala galanya. Maha Tunggal dan Maha Sempurna. Dengan tidak bisa dibayangkan keberadaan Dzat Nya dan tidak bisa disamakan dengan makhluk Nya.

Maha Tunggal berbeda dari segenap yang ada di langit dan bumi, kasih sayang Nya melebihi segenap kasih sayang, kelembutan Nya melebihi kemurkaan Nya. Sebagaimana firman Nya didalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari, “Rahmat Ku mengungguli daripada Kemurkaan Ku”. Rahmat Ku terlebih dahulu daripada Kemurkaan Ku dan Kasih Sayang Ku melebihi Kemurkaan Ku.

Menunjukkan ketika hamba telah banyak berbuat salah dan dosa, Kasih Sayang Ilahi tetap terbuka baginya untuk kembali kepada kelembutan Allah. Untuk dimaafkan dan untuk mendapatkan kehidupan yang bahagia dan abadi. Allah Semulia mulia Dzat yang Diingat dan Disebut setiap lisan, Semulia mulia yang Dimuliakan dan Diagungkan, Yang Paling Berhak Dimuliakan dan Dicintai adalah Allah. Semakin seseorang mencintai dan merindukan Allah, menjaga perasaan Allah….

Adakah kita terlintas menjaga perasaan Allah agar Allah tidak kecewa?, Yang memiliki dirimu.., sepantas pantasnya yang kita jaga perasaannya adalah Allah.. Dan kita malam hari ini bertamu di rumah Allah.

Hadirin hadirat, semakin besar keinginan seorang hamba untuk mencari keridhoan Tuhannya, untuk membuat Tuhannya senang maka ia semakin dicintai oleh Allah.

Pahami satu jiwa yang termuliakan dari semua jiwa, sanubari yang paling suci dari semua makhluk Nya, adalah Sayyidina Muhammad ﷺ. Manusia yang paling menjaga perasaan Allah, Manusia yang selalu ingin berbuat apa apa yang sangat dicintai Allah dan selalu ingin membimbing hamba hamba Allah agar sampai pada kelompok orang orang yang dicintai Allah. Allah kabulkan niat mulia Sang Nabi sehingga Allah berfirman: Qul in kuntum tuhibbunallah fattabi’uni yuhbibkumullah, "Katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (Nabi Muhammad ﷺ) maka kalian akan dicintai Allah" [Surah Ali Imran: 31].

Allah menjaga perasaan Sang Nabi ﷺ. Allah tidak biarkan Sang Nabi kecewa dan sedih. Oleh sebab itu ketika terputusnya wahyu beberapa waktu, mulailah penghinaan dari kaum kaum kuffar quraisy terhadap Sang Nabi ﷺ yang berkata “tampaknya setan yang biasa menyurupimu sudah hilang wahai Muhammad”. Nabi ﷺ itu kalau turun ayat, beliau menggigil, maka mereka mengumpamakan dg ejekan yaitu kesurupan.

Lalu muncullah firman Allah dari ucapan orang orang kuffar mengatakan itu kemasukkan syaitan. Maka ketika tidak ada wahyu beberapa waktu, orang orang kuffar berkata “berarti sudah sembuh dari kesurupanmu”. Maka sakitlah Rasul ﷺ mendengar pernyataan itu, bukan karena hinaan orang tapi karena takut berpisah dan takut jauh dari Allah. Sangat mencintai Allah dan tidak ingin berpisah dengan Allah walaupun harus berpisah dengan segala galanya.

Termuncul dari ucapan beliau (Nabi) ketika dilempari dan dikejar kejar seraya berkata: in lam yakun laka ghadhabun alayya fala ubaliy, "asal Kau (Allah) tidak murka padaku, aku tidak perduli apapun yang menimpaku”.
Inilah jiwa termegah dan jiwa yang paling mulia yang dipuji oleh Allah, wa innaka la’alaa khuluqin adhim, "sungguh kau (Nabi) memiliki akhlak yang agung” [Surah Al Qalam: 4].

Ketika Sang Nabi ﷺ didalam puncak kesedihan hingga jatuh sakit karena terputusnya wahyu dalam waktu yang lama, Allah turunkan firman Nya untuk menghibur Sang Nabi ﷺ “Wadhdhuhaa, wallaili idza sajaa, ma wadda a’ka robbuka wamaa qalaa, walal akhiroti khoirullaka minal uulaa, walasaufa yu’thiika robbuka fatardha….” [Surah Addhuha: 1-5].

Waddhuhaa "Demi cahaya dhuha (pagi)"
Al Hafidh Al Musnid Al Imam Qurthubi didalam tafsirnya menukil sedemikian banyak penafsiran tentang ayat ini. Dari salah satu penafsirannya yang tsigah, Al Imam Qurthubi mengatakan makna kalimat waddhuha disini adalah melambangkan cahaya yang menerangi hati orang orang yang dipenuhi cinta kepada Allah (qulubul arifin), dipenuhi cahaya khusyu’. Allah bersumpah dengan cahaya yang ada di sanubari ahlul khusyu’, ahlus sujud dan ahlul munajat. Orang yang jiwanya dipenuhi kerinduan kepada Allah, Allah bersumpah dengan cahaya itu yang menerangi jiwa mereka.

Dan dari sedemikian banyak jiwa yang memiliki cahaya rindu kepada Allah, tentunya pemimpinnya adalah Sayyidina Muhammad ﷺ. Allah sedang melambangkan indahnya iman pada jiwa Sang Nabi ﷺ dan para 'arifin (ahli ma'rifah) lainnya.

wallayli idza sajaa, "demi malam ketika gelap gulita”. Al Imam Qurthubi menafsirkan salah satu dari makna penafsiran ini adalah demi malam ketika gelap gulita. Allah bersumpah menqiyaskan jiwa orang orang kuffar yang memusuhi Sang Nabi ﷺ dalam gelap gulita. Tidak mengenali kemuliaan dan iman. Maksudnya antara jiwa Sang Nabi ﷺ dan orang orang yang dimuliakan Allah dan orang orang yang gelap hatinya dengan kemuliaan.

Ma wadda a’ka robbuka wamaa qalaa, "Allah tidak akan meninggalkanmu wahai Muhammad dan tidak akan murka kepadamu”,
walal akhiroti khoirullaka minal uulaa, "hal hal yang akan datang jauh lebih baik daripada yang sekarang ini”,
wa lasaufa yu’thiika rabbuka fatardha, "Allah akan memberimu anugerah sampai kau benar benar ridha dan puas”.

Al Imam Ibnu Abbas dalam tafsirnya menafsirkan makna ayat “wa lasaufa yu’thiika rabbuka fatardha” adalah Syafa’at Nabi Muhammad ﷺ di yaumil qiyamah. Ayat ini juga menenagkan orang orang yang merindukan Allah karena pemimpin mereka Nabi Muhammad ﷺ ditenangkan oleh Allah dengan turunnya ayat ini. Dan ayat ini juga diperuntukkan bagi kita. Tenangkan diri kita dengan cahaya Keagungan dan Kasih Sayang Ilahi.

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Oleh sebab itu Sang Nabi ﷺ selalu ucapan bibirnya mengucap Nama Allah, berdzikir, berdoa dalam segala hal. Bahkan diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, beliau (Nabi) selalu mengucapkan “labbaik Allahumma labbaik” mulai dari medan Arafah saat beliau pergi haji sampai Mudzdalifah, dari Mudzdalifah sampai Mina. Terus ucapan ini diucapkan labbaik Allahumma labbaik, "aku datang pada Mu wahai Allah, aku datang". Dan ucapan ini, para ahlul ma’rifah (para ulama) kita sering mengucapkannya walau bukan di musim haji dan umrah. Tapi dari cinta mereka kepada Allah, mengatakan “wahai Allah wahai Allah, kami datang kepada kasih sayang Mu, kepada Rahmat Mu, kepada Pengampunan Mu, kepada Majelis Dzikir Mu, kepada Masjid masjid Mu, kepada Panggilan Shalat Mu”. seluruh bentuk ibadah dan taat kepada Allah adalah bentuk talbiyah dan ucapan aku datang kepada Mu wahai Allah. Seluruh bentuk ibadah. Setiap sujud adalah bentuk daripada ucapan labbaika Allahumma labbaik. Wahai Allah aku datang pada Mu wahai Allah dalam setiap shalat kita, dalam setiap ibadah kita.

Jadikan dirimu siang dan malam dipenuhi cahaya talbiyah (aku datang kepada Mu wahai Allah). Datang siang, malam dalam kebaikan dan ibadah.

Hadirin hadirat, dan ketahuilah segala kemuliaan bukan hanya muncul pada ibadah ibadah yang khusus saja tetapi ibadah untuk menyenangkan hati orang orang yang shaleh atau orang orang yang beriman atau ayah bunda kita adalah bentuk ibadah. Seseorang berkata (barangkali kalau zaman sekarang menyenangkan hati orang lain itu bukan ibadah).

Hadirin hadirat, kalau dibilang ibadah syirik nanti. Tentunya tidak demikian. (tidak syirik), Menyenangkan hati seorang muslim, seorang mukmin apalagi ayah bunda apalagi shalihin atau bahkan Nabi Muhammad ﷺ adalah merupakan ibadah yang diganjar pahala oleh Allah. Sebagaimana firmannya “jangan sesekali mengeraskan suara pada ayah bunda kita namun ucapkan pada mereka kalimat yang baik”. [Surah Al Isra: 23]

Kenapa? karena ucapan yang baik baik itu ibadah walaupun kepada kedua orangtua kita, bukan kita menyembah ayah bunda kita tapi mengikuti tuntunan Sang Nabi ﷺ adalah ibadah. Karena firman Allah: athi’ullah wa athi’urrasul, "taatilah Allah dan taatilah Rasul". Bakti kepada orangtua adalah ibadah.

Rasul ﷺ bersabda didalam hadits yang kita baca tadi “diantara kalian yang paling kucintai adalah yg paling baik akhlaknya”.
Hadirin hadirat, ini menujukkan Sang Nabi ﷺ memberi kesempatan kepada kita untuk berlomba lomba menjadi orang orang yang beliau cintai. Kenapa ucapan ini muncul? diantara kalian yang paling kucintai adalah yang paling baik akhlaknya.

Disini Sang Nabi ﷺ mengajak kita berlomba lomba menjadi orang yang paling dicintai oleh beliau. Kenapa? karena orang yang paling dicintai beliaulah orang yang paling dicintai Allah.

Demikian hadirin hadirat rahasia dari makna hadits ini. Menunjukkan perbuatan perbuatan yang mengarah kepada hal hal yang menyenangkan Sang Nabi adalah ibadah dan hal tersebut merupakan bakti kita kepada Nabi Muhammad ﷺ.

Kehadiran kita ditempat ini adalah salah satu bentuk yang sangat membuka gerbang keridhoan Allah yang menggembirakan Sang Nabi ﷺ. Apa sih yang membuat Sang Nabi gembira? yang membuat Nabi gembira itu adalah hal hal yang diridhoi Allah. Itu yang membuat Sang Nabi gembira, diantaranya akhlak yang indah.

Jaga lidah kita jangan mencaci muslimin, jaga hati kita jangan membenci muslimin, jaga hari hari kita jangan mengganggu saudara saudari kita muslimin, apalagi ayah bunda kita, tetangga kita, keluarga kita, guru kita apalagi Nabiyyuna Muhammad ﷺ. Jangan sampai kita berbuat hal hal yang mengecewakan mereka.

Hadirin hadirat, “sungguh yang paling kucintai diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya”. Hadits ini jelas mengajak kita berlomba lomba menjadi orang yang paling dicintai oleh Nabi Muhammad. Semoga Allah menjadikan kita orang orang yang paling dicintai Nabi Muhammad ﷺ.

Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul menyebutkan “aku mendengar hentakan sandalmu di surga wahai Bilal”. Saat Rasul Mi’raj sampai ke surga, beliau mendengar suara langkah sandalnya Bilal. Kita bertanya kenapa bukan Bilal yang masuk ke dalam surga Nya, tapi langkah sandalnya? ini menunjukkan perbuatan Bilal dicintai oleh Allah dan dicintai oleh Nabi Muhammad ﷺ. Para Muhaddits menjelaskan makna daripada hadits ini bahwa Bilal itu ketika ditanya akan hadits ini, kenapa bisa demikian? Bilal berkata “tidaklah aku batal wudhu terkecuali aku berwudhu lagi”.
Batal wudhu, berwudhu lagi dan shalat sunnah 2 rakaat. Perbuatan itu dicintai oleh Allah dan Rasul. Dan Rasul melafadhkannya kepada umat ini agar sampai kepada kita. Untuk apa? Menunjukkan perbuatan memperbanyak wudhu itu dicintai oleh Rasul dan itu dicintai oleh Allah.

Oleh sebab itu hadirin hadirat, perbanyak perbuatan yang membuat Rasul senang kepada kita. Bagaiman kalau kita mendengar hadits beliau, “seseorang bersama dengan orang yang ia cintai”. Pahamlah kita disini, munculkan kecintaan kepada Nabi Muhammad itu akan membuat kita dicintai oleh Allah dan akan membuat kita dicintai oleh Rasul ﷺ.

Cinta kepada Allah dan Rasul itu akan membenahi keadaan kita, membenahi sifat kita, membenahi apa apa yang kita perbuat sehingga kita akan semakin terbimbing untuk mengikuti akhlak Nabiyyuna Muhammad ﷺ.

Hadirin hadirat, oleh sebab itu Rasul ﷺ berkata (riwayat Shahih Bukhari) “tidak diperbolehkan untuk berselisih antara sesama muslim melebihi 3 hari”.
Menunjukkan Rasul memahami perselisihan itu mungkin ada antara muslimin tapi tidak boleh lebih dari 3 hari, kata Rasul. Kalau tidak saling jumpa, tidak saling silaturrahmi selama berpuluh puluh tahun tentunya tidak mengapa tapi jangan ada permusuhan., jika muncul permusuhan tidak boleh lebih dari 3 hari dan diantara 2 orang yang berselisih yang paling afdhol (kata Rasul) adalah yang memulai dengan mengucap salam kepada temannya. Dari orang yang berselisih, mana yang paling mulia diantara mereka? yaitu yang memulai salam (menyapa) terlebih dahulu. Itulah yang lebih mulia, kata Rasul ﷺ.

Jika kita kaitkan ayat ini dengan hablun minallah dan hablun minannas. Subhanallah!! Betapa besarnya cinta Allah kepada kita. Kita tidak boleh berselisih lebih dari 3 hari, tapi kalau Allah harus 5 kali sehari kita menghadap. Demikian besarnya cinta Allah kepada kita.

Wahai yang tidak bersujud kecuali hanya kepada Allah, benahi penghadapanmu kepada Allah dalam 5 waktu setiap harinya, karena itu adalah bentuk cinta Allah kepada kita dan jawablah lamaran cinta Allah kepada kita.

Bagaimana dengan kita?, dengan menunaikan shalat 5 waktunya, tambah lagi kalau mampu dengan qabliyah dan ba’diyah. Tidak mampu saya sibuk banyak pekerjaan di sekolah atau dalam pekerjaan dikantornya atau didalam perdagangannya atau lainnya. Ada waktu shalat witir malam hari setelah shalat isya, ada waktu shalat dhuha, ada waktu qiyamul layl. Ada banyak waktu yang diluar waktu kesibukkan kita. Sempatkan waktu menjawab cintanya Allah yang wajib dan yang sunnah.

Hadirin hadirat, hiasi hari harimu dengan hal hal yang dicintai Allah, perbuatlah terus dan perbuatlah terus sebagaimana Allah menjanjikan “tiadalah seorang hamba beramal hal hal yang fardhu dan tiadalah hamba Ku berhenti pada hal hal yang fardhu saja tapi ia teruskan dengan hal hal yang sunnah sampai Aku mencintainya”.
Amal yang fardhu semampumu perjuangkan, lebihkan lagi dengan hal hal yang sunnah, akan sampai waktunya Allah mencintaimu. Rabbiy pastikan kami semua sampai kepada nafas nafas yang Kau cintai wahai Rabb...

Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Penyampaian saya yang terakhir adalah munculnya banyak pertanyaan tentang hukumnya memakai minyak wangi yang mengandung alkohol atau minum obat batuk yang mengandung alkohol. Hadirin, kalau minyak wangi itu alkoholnya tidak dihukumi “khamr”, bukan arak. Sebagian besar ulama membolehkannya karena bukan najis. Yang disebut alkohol yang diharamkan dan najis itu adalah yang memabukkan. Kalau minyak wangi dan obat bius lokal dikulit itu tidak memabukkan tapi itu racun. Kalau diminum tidak mabuk, tapi mati.

Oleh sebab itu tidak diharamkan, tidak najis hukumnya. Tapi yang diharamkan adalah diantaranya obat batuk yang mengandung alkohol. Obat batuk yang mengandung alkohol itu bukan racun tapi itu obat penenang yang juga menghilangkan rasa sakit dan lainnya itu adalah hal yang tidak diperbolehkan oleh syariah. Banyak obat batuk anak anak (mengandung alkohol), cari obat yang lain karena masih banyak yang tidak mengandung alkohol.

Demikian hadirin hadirat yang diharamkan adalah yang melewati proses yang diperbuat sepeprti membuat arak. Memabukkan bila diminum itu haram hukumnya, walaupun sedikit. Hadirin hadirat demikian. Tapi kalau proses dibuatnya bukan untuk memabukkan maka tidak haram hukumnya dan hukumnya bukan hukum khamr.

Demikian hadirin hadirat yang dimuliakan Allah...
Semoga Allah membangkitkan kecintaan didalam jiwa kita untuk selalu berbuat hal-hal yang dicintai Allah. Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram... terangi jiwa kami dengan pelita keindahan Nama Mu, terbitkan keindahan Nama Mu didalam jiwa kami dengan cahaya yang tiada pernah terbenam, Ya Rahman Ya Rahiim Ya Dzaljalali wal ikram kami benamkan seluruh doa dan munajat kami didalam doa kami, didalam dzikir kami, kami memanggil Nama Mu Yang Maha Luhur...

Hadirin hadirat, setiap kali kau memanggil Nama Allah maka saat itu kau telah memanggil Sang Pemilikmu, Yang Memilikimu didunia hingga di akherat, Dialah Allah, Dzat Yang Paling Lembut dan paling mencintaimu, memberikan kepadamu kehidupan yang tidak bisa diberikan oleh sesama makhluk satu sama lain, Dialah Allah Yang Maha Tunggal dan Abadi.

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) Ya Allah.. Ya Allah.. Ya Allah..

Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) La ilaha illallah... La ilaha illallah... La ilaha illallah Muhammadur rasulullah...

Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

Wassalamu ’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada Senin 17 November 2008]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Maaf, jika anda berkomentar tolong sertakan nama dan alamat apabila anda pakai "anonymous" (tanpa identitas), terima kasih...