BTemplates.com

Selamat Datang Di Website Majelis Al-Badar, Komunitas Online Para Pecinta Rasulullah...

Sabtu, 07 Oktober 2017

Allah Tidak Akan Jadikan Umat Nabi Muhammad Dalam Kesesatan

Limpahan puji kehadirat Allah Yang Maha menurunkan rahmatNya setiap waktu dan kejap, Sepanjang zaman alam semesta menyaksikan kedermawanan Allah, Yang Maha Memelihara setiap hamba-hambaNya dengan kasih sayang yang melebihi segenap kasih sayang, kasih sayang tunggal dari Rabbul 'alamin yang telah berfirman “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum……” Dia Allah bersama kalian dimanapun kalian berada. Sejauh manapun langkah seorang hamba ia tetap bersama Allah dengan kebersamaan yang tidak akan pernah berpisah, selalu bersama Rabbul 'alamin, Sebelum mereka lahir ke muka bumi mereka di alam rahim sendiri, belum ada yang mengenal wajahnya, belum pula ia mengenal apapun, Allah telah bersamanya dan memeliharanya hingga ia datang ke permukaan bumi dengan izin Allah untuk hidup diatas bumiNya, kemudian ia akan wafat, diturunkan oleh tangan-tangan sahabat dan kekasihnya kedalam kubur dan ditinggalkan oleh semua keluarga dan kekasihnya, sendiri, dan tanah pun dibenam dan ditutupkan dan selesailah Ia dalam kesendirian, ia bersama Allah.

Hadirin-hadirat yang dimuliakan Allah, sungguh Allah selalu bersama hamba-hambaNya dalam kehidupan dan dalam kematian. Dan Dialah yang paling dekat kepada kita karena telah Allah mengenalkan diri Nya Maha Pemberi, akan tetapi akan kedekatan kepada Allah yang lebih dekat kepada hambaNya, kita ini sering dibatasi dengan tirai dosa. Ketika tirai dosa itu menutup maka walaupun tidak jauh antara kita dengan Allah tetapi terasa lebih jauh dari perjalanan ribuan tahun karena tertutup dengan tirai dosa walaupun ia sangat dekat dengan Allah. Seperti orang yang duduk di sebelah dinding, disebelah dinding satunya adalah temannya. Hampir saja ia berdampingan hanya dibatasi dinding saja, ia sangat dekat dan tidak ada yang lebih dekat dengannya selain temannya. Tapi ia terbatasi dan tidak akan pernah bersatu bersama. Demikianlah tirai yang menghalangi sebagian hamba-hamba Allah dengan Allah. Akan tetapi tirai yang demikian hebatnya itu yang bila telah menutup maka tidak seakan-akan jauh kita dari Allah dengan jarak ribuan tahun ini akan tersingkap dan terbuka dengan taubat dan inabah. Ketika jiwa kita memanggil nama Allah ingin dekat kepadaNya, ketika tidak ingin menyembah kepada tuhan selainNya meminta dan mengemis maka perlu jarak penghalang antara dia dengan Allah. Jadilah ia orang yang mendapatkan kedekatan dengan Allah.

Hadirin-hadirat, akan datang suatu masa kita akan dikuburkan dan selesai. Disaat itu ia sendiri bukan satu dua hari, bukan satu dua tahun mungkin ribuan tahun dalam kesendirian. Ketika kita berbicara pada siapapun tidak bisa pula berbuat apa-apa hanya pasrah akan ketentuan Allah. Tidak bisa berbuat apapun selain pasrah kepada ketentuan illahi, bukan satu dua tahun tapi ribuan tahun. Didalam kegelapan barzakh dalam keadaan sendiri, apa yang mereka perbuat? Hanya menanti dan menunggu saja, itu saja yang mereka perbuat. Menunggu…menunggu…menunggu sidang akbar. Berbahagialah mereka yang dimasa hidupnya dipenuhi dengan berlian-berlian ibadah sehingga perhiasan mulia itu menemaninya pula dialam barzakh didalam penantiannya didalam sidang akbar. Merugi lah mereka yang wafat dalam keadaan miskin kepada ibadah, maka ribuan tahun didalam kegelapan, ribuan tahun dalam rintihan, ribuan tahun dalam penyesalan, ribuan tahun sendiri, sendiri, tidak ada teman, tidak ada musuh, tidak ada kekasih, tidak siapapun menemani. Demikian keadaan setiap manusia yang wafat, demikian keadaan kita pula, akan tetapi ketika seorang hamba didalam iman… maka amal ibadahnya akan menemaninya kalau barangkali lebih dari itu ruhnya berkumpul bersama Shiddiqqin, nanti saat saat perjumpaan sidang akbar dg Allah, beruntung orang orang yang wafat dalam kerinduan kepada Allah, ia wafat dalam kedaan rindu kepada Allah, maka ia menunggu ribuan tahun dalam barzakh dalam kerinduan, sehingga ia dibangkitkan di Yaumil Qiyamah bersama orang orang yang rindu kepada Allah, betapa indah ketika perjumpaan antara Allah dan dirinya yang telah ribuan tahun menanti perjumpaan dengan Allah, sedangkan Allah menjelaskan kepada Sang Nabi, sang Nabi menjelaskan kepada kita ‘Man ahabba liqa’allah, ahabballah liqa’ah…’ barang siapa yang rindu perjumpaan dengan Allah maka Allah rindu berjumpa dengannya.

Demikian Tuntunan Ilahi agar kita mencapai kebahagiaan yang kekal di dunia, di barzakh dan di Yaumil Qiyamah. Demikian beruntungnya orang orang yang mengikuti Sang Nabi, dan beliau telah menjelaskan kepada kita "tidak akan ada habis habisnya kaum dari kelompok umatku". Tentunya dari kaum ulama dan fuqaha yg membela kebenaran yang terus didalam kesucian, yang terus mengajak kepada kemuliaan hidup, mengajak kepada meninggalkan perpecahan dan permusuhan, mengajak kepada akhlak mulia, mengajak kepada hal hal yang luhur. Tidak akan ada habisnya, kata Sang Nabi, sampai mereka berjumpa dengan Allah tetap mereka terlihat dengan jelasnya. Maka berkata Sayyidina Abdullah bin Mas’ud berkata sungguh kalian ini berpadulah bersama jamaah, sungguh Allah tidak akan menjadikan kelompok terbesar pada umat Muhammad dealam kesesatan. Demikian berkata Sayyidina Abdullah bin Mas'ud, tidak akan terjadi kelompok terbesar ummat Nabi Muhammad dalam kesesatan.

Oleh sebab itu, Al Imam Ibnu Hajar Asqalani didalam kitabnya Fathul Bari bisharah Shahih Bukhari menukil tentang riwayat Ibnu Mas’ud ini yang dimaksud didalam hadits ini bahwa Ahlussunnah waljamaah akan bersabar, walaupun mereka-mereka yang terus mengingkari dan lepas dari jamaah tapi Rasul menjaminnya kelompok mulia itu akan terus ada dari sejak zaman Sang Nabi terus sampai hari kebangkitan mereka tetap ada. Alhamdulillah dan juga penjelas dari hadits ini adalah ucapan Sayyidina Abdullah bin Mas’ud bahwa Allah tidak akan menjadikan jamaah ummat Nabi Muhammad didalam kesesatan, Yang kesesatan adalah yang memisahkan diri sedikit-sedikit.

Demikian, jangan sampai kita tergoyang dengan pemahaman-pemahaman baru yang keluar dari 4 Madzhab besar Ahlussunnah waljamaah karena telah dikatakan oleh Sayyidina Abdullah bin Mas’ud bahwa ummat Nabi Muhammad yang jamaah yang kumpulan besar tidak akan berkumpul didalam kesesatan. Jadi tidak ada perkumpulan baru yang mengatakan ini ummat muslimin sekarang kebanyakan didalam kesesatan salah karena yang muncul dalam 4 Madzhab besar ini telah dijamin kebenarannya dengan Sabda Nabi Muhammad tidak akan habis-habisnya kelompok dari ummatku akan terus dhahir akan terus ada sampai mereka berjumpa dengan Allah, hadist ini menenangkan kita. Alhamdulillah Rasul telah menjamin bahwa kelompok itu pasti terus ada dan terlihat, jadi jangan tertipu kalau ada yang bilang ini sesat itu batil ini bid’ah, Ini munculnya baru, Justru Rasul telah berkata mereka tetap ada dan tidak sirna.

Demikian, sampailah kita dimalam yang diberkahi Allah ini dan kita terus mendalami hikmah-hikmah Ilahiyah dengan tuntunan Alqur’an dan dengan apa-apa yang dibawa oleh Sang Nabi. Allah terus bersama hamba-hamba Nya sepanjang hamba-hamabaNya dalam kehidupan lantas wafat mereka berpindah ke alam barzakh, Ada hambaNya yang masih di alam rahim, ada yang dialam dunia, semuanya Allah menjawab pada mereka “wahuwa maakum…” Dia bersama kalian dimanapun kalian berada. Apakah di dunia, apakah di barzakh, apakah di alam rahim ataupun di alam arwah, Allah tetap bersama mereka, dan dekat, inti undangan Ilahi kepada jiwa kita. Allah mengundang sanubari kita untuk dekat kepadaNya dan untuk selalu bersamaNya karena Allah swt telah berfirman “fadzkuruniy adzkurkum…” Ingatlah Aku dan Aku akan ingat kepada kalian. Lamaran-lamaran Ilahi untuk jiwa yang memahami kemuliaan hidup, memahami hakekat kehidupan. 

Kita lihat bagaimana hamba-hamba Allah yang shaleh terdahulu yang selalu dituntun dan didalam pemeliharaan Allah, Allah menjelaskan didalam kejadian Nabi Yusuf, seorang Nabi yang ketika masih kecil bermimpi melihat matahari dan bulan dan bintang-bintang bersujud kepadaNya. Ia berkata menyampaikan dan mengabarkan kepada ayahnya, siapa ayahnya? Nabi Yakub, siapa nabi Yakub?, Putranya Nabi Ishaq, siapa Nabi Ishaq? Putra Nabi Ibrahim. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari Nabi Yusuf bin Ishaq bin Yaqub bin Ibrahim. Nabi Yaqub yang mendengar mimpi itu paham mimpi ini adalah tanda kenabian, Maka ia berkata kepada putranya Yusuf, jangan kau ceritakan kepada saudara-saudara engkau , sungguh setan itu akan membuat permasalahan dan fitnah. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri cinta Nabi Yakub pada Yusuf jauh lebih besar daripada saudara-saudaranya, bukan karena membeda-bedakan atau pilih kasih, tentunya Nabi Yakub lebih memuliakan Nabi Yusuf karena ia Rasulullah, karena ia utusan Allah, mesti lebih dimuliakan dari yang lainnya.

Maka ini dilihat oleh saudara-saudaranya dan membangkitkan kedengkian. Mereka berkata cinta ayah kita hanya untuk Yusuf kita mesti menjauhkan Yusuf dari ayah kita supaya kita kebagian perhatian ayah. Maka dibawalah Yusuf dengan izin dan berat hati dari ayahnya untuk dibawa berburu lantas dibuang didalam sumur. Nabi Yusuf menaruh kepercayaan kepada kakak-kakaknya ternyata yang dipercaya berkhianat. Maka Nabi Yusuf dijatuhkan didalam sumur dan dibawakan kepada ayahnya pakaian Yusuf yang digoresi darah kambing. Ayahnya menangis, menangis dalam kesedihan karena kehilangan putra yang akan menjadi Rasul dan Nabi, barangkali firasat ayahnya tahu dalam penjagaan Allah tapi berat rasanya berpisah dengan anak yang sangat ia cintai. Dari dahsyatnya kesedihan Nabi Ya’kub karena kehilangan putranya ini, iap un menjadi buta…, karena terlalu banyak menangis.

Nabi Yusuf didatangi oleh kafilah yang ingin mengambil air, maka ketika wadah air diturunkan dan ditarik ke atas yang diangkat bukan air tapi anak yang sangat terang benderang. Maka berkata “masya Allah indah sekali anak ini” Nabi Yusuf ketika melihat itu gembira. Sungguhlah aku dapat orang yang baik yang menolongku, ternyata Nabi Yusuf dikecewakan lagi. Orang yang mengambilnya itu ternyata bukan orang yang berniat baik, orang yang mengambilnya ini justru seorang penjual budak, maka Nabi Yusuf dijual dipasar dengan harga murah. Maka Nabi Yusuf dua kali dikecewakan oleh makhluk, ia pun dibeli oleh seorang kaya raya dan diberi tinggal didalam istana nya lantas Nabi Yusuf pun mendapat fitnah dari istri orang kaya tersebut, sehingga orang kaya itu menjebloskannya kedalam penjara, Padahal terbukti Nabi Yusuf tidak bersalah, maka tiga kali Nabi Yusuf kecewa karena menaruh harapannya kepada makhluk.

Demikian Allah memberikan pendidikan dan pemeliharaan kepada Rasul Nya. Seorang Rasul tidak layak menaruh harapan kecuali kepada Allah, hingga ia telah kembali kepada Allah, harapannya selalu milik Allah, Lantas iapun keluar tidak lama dari penjara diangkat menjadi menteri keuangan, Dari seorang anak yang dibuang di sumur, lantas diangkat lalu dijual dengan harga murah sebagai budak, lalu masuk penjara, diakhirnya diangkat menjadi menteri keuangan. Demikian Hebatnya pola kehidupan Nabi Yusuf melewati samudera kehidupan, maka ia pun mempunyai hak untuk membagi-bagikan sedekah dan zakat untuk masyarakat fuqara, Maka Nabi Yusuf melihat diantara orang-orang yang mengantri adalah kakak-kakaknya, Ini kakak-kakak ku dulu yang membuang aku disumur, Nabi Yusuf yang mengenali mereka dan mereka tidak mengenali Nabi Yusuf. Maka disaat itu Nabi Yusuf melihat ada seorang anak kecil…, oh ini pasti adikku. Karena memang teriwayatkan didalam kitab kitab Tafsir namanya Bunyamin, ia seorang Nabi, Nabi Yusuf berkata pada pengawalnya “taruhlah alat timbangan emas ini ke kantong yang untuk adikku yang kecil itu (Bunyamin), taruh didalamnya tanpa ada yang tahu”.

Setelah hal itu terjadi maka di umumkanlah alat penimbang yang terbuat dari emas hilang, semua mereka harus digeledah. Maka ketika digeledah ketemulah alat penimbang emas pada tempat Bunyamin, Maka menangis kakak-kakaknya meminta pengampunan kepada Nabi Yusuf, bebaskan adik kami ini ambil salah satu dari kami, jangan kau salahkan adik kami ini Bunyamin, Ayah kami sudah tua akan sedih kalau seandainya anak ini akan kalian bawa, Nabi Yusuf tetap berkeras anak ini adalah pencuri dan ia harus ditangkap dan bersama kami, kalian pulanglah pada ayah kalian.

Merekapun kembali kepada ayahnya dalam kesedihan seraya mengadu kepada ayahnya dan Nabi Ya’qub ditimpa musibah yang lebih besar karena ia mencintai Bunyamin yang juga akan menjadi Nabi yang juga tercabut darinya, Maka Nabi Ya’qub yang telah buta berkata kepada anak-anaknya "pergi kalian dari hadapanku jangan kembali terkecuali membawa Yusuf", Maka mereka pun pergi dan berputus asa, mereka kembali kepada sang menteri keuangan.

“Wahai tuan kami tolonglah lepaskan adik kami karena ayah kami sudah dalam keadaan tua renta, sudah buta tidak bisa melihat karena sedih ditinggal salah satu anaknya sekarang kalian akan mengambil lagi anaknya maka ia akan dalam kesedihan”. Dan berkata Nabi Yusuf “tahukah kalian dosa kalian kepada adik kalian Yusuf….??”, maka mereka melihat wajah menteri ini teringatlah kepada Yusuf..!, Mereka berkata “a’innaka anta Yusuf…???” apakah kau ini Yusuf….?? Nabi Yusuf berkata “ana Yusuf…” aku adalah Yusuf dan ini adalah adikku. Maka mereka pun berpelukan dan memohon maaf kepada Nabi Yusuf.

Maka Nabi Yusuf berkata “ini pakaianku, pergi kalian kepada ayah kita berikan pakainaku ini dan usapkan ke wajahnya, lantas bawa ayah dan ibu ke istana”. Ini hikayat saya sampaikan dari Surat Yusuf, maka merekapun kembali kepada Nabi Ya’qub, Sampai di pintu maka Nabi Ya’qub “aku mencium baunya Nabi Yusuf…!” maka ketika diusapkan pakaian Yusuf kewajahnya maka iapun melihat kembali…, Demikian dijelaskan didalam Alqur’anul karim surat Yusuf. Maka mereka pun datang bersama-sama menuju istana Nabi Yusuf dan mereka memberi salam penghormatan, ayah Yusuf yaitu Nabi Ya’qub dan ibunya dan juga adik dan kakak-kakaknya memberikan salam penghormatan kepada Nabi Yusuf, Maka berkatalah Nabi Yusuf "wahai ayah ini ternyata makna dari mimpiku yang terdahulu, karena matahari dan bulan dan bintang-bintang memberi penghormatan kepadaku", Matahari adalah ayahnya bulan adalah ibunya dan bintang-bintang adalah saudara-saudaranya, Demikian Allah melewatkan hari-hari permukaan bumi dengan hikmah-hikmah besar, Ribuan tahun yang silam akan tetapi di nukil didalam Alqur’anul karim menjadi bahan renungan bagi kita bahwa Allah tidak akan mengecewakan orang-orang yang berharap kepadaNya.

Tentunya lebih lagi kemuliaan Sayyidina Muhammad pemimpin Nabi dan Rasul… Kembali dari apa yang kita baca tadi “wahuwa ma’akum ayna maa kuntum” Dia Allah selalu bersama kalian dimanapun kalian berada. Rasulullah ketika hijrah bersama Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, berkatalah Sayyidina Abu Bakar Asshiddiq “wahai Rasulullah, jika orang kafir itu melihat kaki mereka, mereka akan melihat kaki kita..”. Maka Rasul menjawabnya "bagaimana pendapatmu hubungan dua orang, yang ketiganya adalah Allah..?", Demikian hebatnya Rasul, dengan tenang dan sejuknya jiwa beliau didalam keadaan yang demikian bahaya seraya berkata “Bagaimana pendapat kalian, kalau seandainya ada dua orang, yang ketiganya adalah Allah…”. Makna dari firman Allah ‘Dia bersama kalian dimanapun kalian berada’.

Demikian hakikat iman yang mesti kita pahami dan kita dalami dari kemuliaan kebersamaan bersama Allah dalam segala hal, didalam kesulitan , didalam musibah, dalam kenikmatan, jangan lepaskan cahaya ilahi dari dalam jiwa. Sungguh Nabi kita Muhammad tiada henti-hentinya menuntun pada kemuliaan dan menjadi lambang dari pada Rahmatnya Allah. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika Rasul sedang dihadapkan kepadanya hidangan makanan, maka makanan itu bertasbih, terdengar tasbihnya oleh para sahabat, kita memahami bahwa seluruh benda dan makhluk itu bertasbih kepada Allah, akan tetapi, Allah jadikan makanan itu bertasbih dan terdengar oleh para sahabah ketika makanan itu dihadapkan kepada Nabi Muhammad, menunjukan kemuliaan yang demikian dasyatnya dari manusia yang paling dimuliakan Allah dengan cahaya tuntunan ilahi Nabi Muhammad. Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika para sahabat dalam kehausan, Rasul menaru bejana lantas keluarlah air dari jari jari beliau, lantas beliau bersabda "sini.. datangilah, kunjungilah keberkahan yang dilimpahi di air suci ini dan keberkahan dari Allah", Beliau sendiri yang mengatakan “kesini…, datang kepada air suci yang di berkahi ” dari mana?, Yang keluar dari jari jari beliau. Hal hal seperti ini mestilah kita kenali, sejarah sejarah Nabi kita Muhammad.

Pembahasan saya yang terakhir dimalam ini adalah bahwa beliau ini mencintai sujud, beliau ini adalah orang yang sangat menyukai sujud, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, bertanya para sahabat kepada Sayyidatuna Aisyah Bagaimana sujudnya Rasul?, “Rasul ketika bersujud (kata Sayyidatuna Aisyah) sepanjang 50 ayat” kira-kira begitu kalau shalat malam 50 ayat, kalau bacaan orang yang lancar bacaan Alquran nya 100 ayat itu kira-kira setengah jam, kalau 50 ayat ini kira-kira 15 menit dalam 1 kali sujud.

Demikianlah jiwa yang turut bersujud, barangkali berbeda dengan jiwa-jiwa kita, tubuh jiwa kita ingin bersujud tapi tubuh kita menolak, hati kita ingin sujud kalau perlu walau hanya 5,6 menit, tetapi tubuh kita menolak untuk lama-lama bersujud, kenapa??, karena tubuh kita ini kurang dipenuhi cahaya sujud, kalau tubuh kita dipenuhi cahaya sujud dia tidak akan merasa lelah dalam bersujud, ketika kita terlepas dari kenikmatan sujud maka ingin rasanya sujud dan segera selesai, sedangkan Rasul telah bersabda demikian diriwayatkan didalam Shahih Muslim "Derajat hamba yang paling dekat kepada Allah adalah saat dia sedang bersujud", inilah yang sedekat-dekatnya hamba kepada Allah dan inilah yang paling sulit bisa di nikmati, Ketika Sayyidina Tsauban ditanya oleh para sahabat apa amal yang paling dicintai oleh Allah?, Tsauban tidak menjawab, pertanyaan kedua Tsauban tidak menjawab, pertanyaan ketiga baru dia menjawab, Aku telah bertanya pertanyaan ini kepada Rasul dan beliau menjawab “perbuatan yang paling dicintai Allah adalah banyak bersujud kepada Allah” itulah perbuataan yang dicintai Allah.

Didalam riwayat Sayyidina Rabi’iah bin Ka’ab, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari, ketika diriwayatkan oleh Imam bin Hajar dalam kitabnya Fathul bari bisyarah shahih bukhari, ketika Rabi’ah bin Ka’ab ini meminta kepada Rasul “kuminta padamu yaa Rasulullah agar aku bisa bersamamu wahai Rasul” maka Rasul menjawab “bila kau ingin dekat denganku disurga dan menemaniku disurga maka perbanyaklah sujud”, demikian kita mendengar nama-nama mulia semacam Imam Ali Zaenal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, yang digelari Assajjad karna dia sujud 1000 kali setiap malamnya melakukan shalat 500 rakaat didalam tahajjudnya, berkata Alhafidz Al imam bin Hajar Asqalani menukil ucapan Imam Nawawi didalam syarah Nawawi Shahih Muslim, bahwa ketika ditimbang antara lamanya berdiri atau banyaknya sujud maka banyaknya sujud lebih mulia dari lamanya berdiri disaat shalat, demikianlah yang diperbuat oleh para sahabat, mereka memperbanyak sujudnya.

Muliakanlah hari-hari kita dan malam-malam kita dengan memperbanyak sujud dan pula jangan lupakan diri dan jiwa kita, ketika diri kita bersujud, ingat jiwa kita agar pula bersujud kepada Allah, ketika jiwa telah bersujud pada Allah maka ia akan menikmati kehidupan ini bagaikan surga, ia seakan sudah sampai kedalam kenikmatan surga sebelum ia wafat karena telah menikmati indahnya kedekatan kehadirat Rabb, ketika seseorang telah memahami dan merasakan indahnya dzikrullah, indahnya mengingat nama Allah, indahnya mensucikan nama Allah, ia akan merasakan kenikmatan yang lebih dari seluruh kenikmatan yang ada dimuka bumi, dia akan lupa dengan surga dan segala isinya, akan lupa dengan neraka dengan segala ancamannya, karena ia telah menikmati kenikmatan yang terluhur dan tertinggi, yaitu kemuliaan khusyuk didalam kemuliaan cahaya sujud, bukankah telah bersabda Nabi kita Muhammad “sungguh Allah telah mengharamkan api neraka dari membakar anggota sujud” menunjukkan ibadah sujud ini ibadah yang sangat mulia dan dia dirangkai didalam shalat, Rasul telah bersabda "wahai Allah jadikan hal yang paling kucintai adalah shalat", ketahuilah ketika meledak dari kerinduan kepada Allah, beliau melampiaskannya dengan memperbanyak shalat, dengan melakukan sujud dan rukuk.

Hadirin hadirat... warisilah kemuliaan sujud ini, jadikan hari-hari kita dalam kemulian sujud dan ingatlah saat-saat dimana kita kita semua kelak akan sendiri dialam barzah, ribuan tahun menanti keputusan Allah, menanti sidang akbar, beruntunglah mereka yang wafat didalam barzakhnya sebagai orang yang merindukan Allah dan anggota sujudnya menyaksikan ia bahwa banyak bersujud. Kita bermunajat kepada Allah...

Yaa Rahman Yaa Rahim… kami mengadukan keadaan kami yang demikian jauh dari kemuliaan sujud, Rabbiy kepada siapa kami meminta kalau bukan kepada yang Maha memiliki kelezatan sujud, tumpahkan atas kami kemuliaan ini, curahkan atas kami kebahagiaan didalam kemuliaan sujud, Rabbiy yaa Rahman Yaa Rahim… kami berdoa kehadiratMu agar Kau melimpahkan kepada kami keberkahaan dalam kehidupan dan didalam sakaratul maut dan di alam barzah dan di Yaumil Qiyamah, limpahi atas kami kebahagiaan dunia wal akhirah, Yaa Rahman Yaa Rahim… dan kami telah melihat bagaimana turunnya hujan dimalam ini, kami meminta kepadamu agar kau jadikan hujan ini hujan Rahmah dan jauhkan kami hujan yang membawa musibah, Yaa Rahman Yaa Rahim… Kau datangkan hujan kepada kami, jadikanlah hujan ini membawa Rahmah jadikan angin yang menghembus membawa Rahmah, Yaa Allah yaa Allah… yaa Allah yaa Allah…Yaa Rahman Yaa Rahim…

Hadirin hadirat, kita teruskan dengan dzikir Jalalah memanggil nama Allah, bermunajat kepada Allah, ini musim hujan sudah mulai mendatangi Jakarta dan mengunjungi Jakarta dan sekitarnya, dan tahun yang lalu adalah sedemikian dasyatnya mengerikan datangnya kewilayah Jabodetabek ini, maka kita berdoa dimalam ini kepada Allah, agar Allah menyingkirkan hujan yang membawa musibah dan agar allah mendatangkan hujan yang membawa Rahmah, dan membentengi kita dari musibah yang datang, Yaa Rabbiy kami berdoa agar Kau ringankan cobaan bagi muslimin muslimat dipermukaan bumi di barat dan timur dan khususnya diwilayah Jabodetabek ini, Yaa Rahman Yaa Rahim… wilayah kota muslim terbesar dimuka bumi, akan tetapi sedemikian dahsyatnya musibah datang kepada kita, seperti tahun yang lalu kita berdoa kepada Allah dengan keagungan nama Allah, agar Allah membentengi musibah dari kita,

Yaa Allah yaa Allah….. 100x, Yaa Rahman Yaa Rahim yaa Dzaljalaaliwal ikram.

Hadirin hadirat, disaat kita dalam kegundahan atau dalam kesedihan, ingatlah suatu waktu saat kita sedang bersendiri didalam kubur kita, disaat itu kita tidak bisa menyebut nama Allah... Allah..., tidak lagi bisa bersujud, tidak lagi bisa beribadah, maka serulah NamaNya dengan suara lirih, dengan kerinduan kehadiratnya, hadirin hadirat yang dimuliakan Allah, semoga Allah mengangkat musibah dari muslimin muslimat, agar Allah bangkitkan matahari kebangkitan muslimin muslimat dibarat dan timur, amin Allaumma amin.

[Oleh: Guru Mulia Kita Al Marhum Habib Mundzir Al Musawa, Pada Senin, 03 Desember 2007]